Balige, MCTobasa – Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) terdiri atas 16 kecamatan. Dari jumlah ini, 13 kecamatan memiliki potensi gerakan tanah banjir bandang dan tanah longsor.
“Jumlah ini berdasarkan Surat BPBD Provinsi Sumatera Utara, No. 360/579/BPBD/2016, tanggal 23 Maret 2016. Dan dari ke 13 kecamatan itu, 8 kecamatan diantaranya di katakan memiliki status potensi menengah, 5 kecamatan lainnya potensinya tinggi,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tobasa Espon Simanjuntak SH di Balige, Jumat, (8/4).
Oleh karena itu, diakuinya, sebagai koordinator umum dalam penanggulangan bencana daerah, pihaknya tetap waspada, siap siaga serta selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan SKPD-SKPD terkait, hal itu di antaranya Dinas Sosial, Dinas PU dan dinas lainnya, termasuk seluruh camat. Hal itu terkait dengan terjadinya bencana daerah, bisa dilakukan penanganannya secara cepat.
“Untuk memperlancar koordinasi dan kerjasama ini ke depannya, kami sudah mempersiapkan Nota Dinas untuk kami sampaikan kepada Bupati, agar semua SKPD terkait dan seluruh camat diinstruksikan untuk memperhatikan dan melaksanakan persiapan antisipasi menghadapi ancaman banjir bandang dan tanah longsor.
Namun, karena di beberapa titik di daerah ini, ada terdapat lahan pertanian puso akibat kekeringan, dan perlu ditangani, sehingga fokus ke sana dulu,” ujarnya.
Ditanya upaya yang dilakukan terkait lahan puso, Espon mengaku sudah mengirimkan surat Nomor 360/141/BPBD/2015, tertanggal 7 April 2016, perihal perkiraan cuaca di Kabupaten Tobasa kepada Kepala BMKG Medan. Untuk meminta data perkiraan cuaca secara keseluruhan di daerah itu, terutama perkiraan mengenai kekeringan beberapa waktu ke depan.
Menurutnya, kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan variasinya dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun bahkan abad. “Karena mengingat belakangan ini, curah hujan di daerah kita, rendah. Jadi berapa lama musim kemarau ini akan berlangsung, perlu kita ketahui, sehingga pemerintah Kabupaten Tobasa dapat berpikir apa yang harus di lakukan dalam penanganan kekeringan tersebut,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat dalam menangani kekeringan adalah dengan menggunakan pompanisasi, menarik air dari danau toba ke lahan pertanian masyarakat yang mengalami kekeringan.“Itulah upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tobasa saat ini dan di Kecamatan Uluan hal itu telah terlaksana dan lahan pertanian yang sebelumnya kekeringan sudah di tanami padi. Tanggal 18 April ini juga akan dilakukan penanaman bersama masyarakat di Desa Lumban Bulbul Balige,” katanya. (mctobasa/stb/edu)