Balige, MCTobasa – Yayasan Soposurung Balige, atau biasa dikenal Yasop itu setiap tahunnya menjadi rebutan ribuan pelajar yang ingin melanjutkan sekolah tingkat atas. Peminat bukan saja dari daerah Sumatera, tetapi juga dari seluruh kawasan Indonesia.
Betapa tidak, sejak didirikan tahun 1992 lalu, yayasan yang didirikan Letjen (Purn) Dr TB Silalahi SH itu telah menghasilkan ribuan alumnus yang berkualitas, baik di bidang disiplin ilmu pendidikan, disiplin dan karakter, serta budaya. Sehingga tidak salah, Yayasan Soposurung SMA N 2 Balige itu masih menjadi primadona dan telah ditetapkan pemerintah menjadi SMA percontohan untuk seluruh SMA Negeri di Indonesia.
Seperti baru-baru ini, ada sebanyak 1.888 pelajar terbaik dari berbagai daerah yang turut bersaing mendapatkan posisi untuk 105 siswa baru Yasop. Bukan saja pelajar asal Sumatera, tetapi juga dari luar daerah, seperti dari Papua, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Timur, Jambi, Lampung, Nias, Riau, Nusa Tenggara Barat, dan hampir ada dari seluruh kabupaten di Indonesia. Untuk bisa lolos, tentunya mereka harus melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat.
“Saya tidak pernah terbayang kalau Yasop ini akhirnya menjadi rebutan pelajar dari seluruh penjuru Indonesia,” tutur Ketua Dewan Pembina Yayasan Soposurung, Letjen (Purn) Dr TB Silalahi SH ketika ditemui di lokasi tes Yasop, Jumat (10/4).
Sambil duduk di tangga lapangan Asrama Yasop, Dr TB didampingi Kepala Asrama Mekar Sinurat SH dan Kepala Bidang Kesehatan dan Sosial dr Tota Manurung mengisahkan kenangan 25 tahun lalu sejak berdirinya Yasop. Katanya, Yasop didirikan dengan satu niat yang tulus, yaitu untuk membantu anak-anak dari Bona Pasogit yang orang tuanya kurang mampu. Namun seiring perkembangan jaman, perekonomian masyarakat semakin membaik.
“Cita-cita saya semula hanya ingin membantu anak-anak Bona Pasogit ini yang kurang mampu, itu niat saya 25 tahun lalu. Ternyata, siapa bilang perekonomian di daerah ini tidak ada kemajuan. Bisa kita lihat, beberapa tahun terakhir ini, para pelamar yang datang sudah dengan kendaraan pribadi. Hal itu menandakan bahwa ekonomi masyarakat sudah maju,” paparnya.
Waktu tes akedemik minggu lalu, lanjutnya, satu hari sebelumnya terjadi kemacetan di Jalan Medan. Kemudian semua hotel di Tobasa penuh, rumah makan ramai, juga lokasi wisata. Betapa tidak, khusus pelamar yang datang ke Balige ini mencapai ribuan. Hal itu berpengaruh kepada ekonomi di Balige.
Seleksi setiap tahunnya selalu ia pantau, kata Dr TB. “Saya selalu sempatkan menyalami orang tua yang hadir membawa anak-anaknya. Justru kadang saya merasa sedih, sebab, tidak semua siswa bisa tertampung. Jika kapasitas ditambah, saya kawatir kualitas pendidikan menurun. Karena, menambah kapasitas harus juga ada penambahan guru-guru nantinya, sementara mendapatkan tenaga pendidik yang berkualitas tidaklah mudah,” bebernya.
Menurutnya, ada berbagai hal keunggulan Yasop sejak berdiri. Yang utama, lulusan Yasop mempunyai daya saing. Bahkan rata-rata 100 persen alumninya lulus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) setiap tahun. Bukan itu saja, di Yasop karakter dan disiplin siswa di bangun.
“Selain itu, hasil wawancara dengan beberapa orang tua siswa, para orang tua punya kerinduan jagan sampai anaknya kehilangan identitas diri, sebab, di Yasop dididik tentang budaya. Kemudian, di Yasop aman, sehingga orang tua tidak resah dengan keberadaan anaknya meskipun berada jauh. Berikutnya, jaminan SMA Negeri. Yasop menyediakan asrama dengan penambahan guru-guru berkualitas, namun para siswa asrama sekolah di Negeri yakni SMA Negeri 2 Balige. Selanjutnya, telah terbukti bahwa 90 persen alumni Yasop sukses. Sudah berkiprah di semua kementerian, swasata, BUMN, luar negeri,” terang Dr TB.
Terkait keunggulan sekolah tersebut, Mekar Sinurat sebagai Kepala asrama menjamin. Dikatakan sampai saat ini selain unggul tentang akademik, juga pembinaan karakter si anak, terutama disiplin.
“Ketika mereka masuk asrama, kita garansi disiplin dan berkarakter melalui berbagai pembinaan. Kemudian mereka dididik hidup teratur. Selain kepala asrama dan staf, adajuga dokter asrama, Pamong, dan juga 4 orang pengawas dan pembina dari TNI. Sehingga perkembangan mereka tetap terawasi setiap saat,” tambahnya. (Mc Tobasa/Sesmontb/ft)