BUPATI TOBASA PRIHATIN, AKSI OMAK-OMAK MENGHADANG ALAT BERAT BPODT DI SIGAPITON.


Balige, MC Tobasa- Menanggapi pemberitaan media cetak, dan media sosial permasalahan pengerjaan pembukaan jalan Kaldera Toba di Dusun Sileang-leang Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata yang dihadang masyarakat hingga puluhan omak-omak membuat tindakan tidak terpuji, Bupati Toba Samosir (Tobasa), Darwin Siagian,  prihatin dan sangat menyayangkan kejadian aksi nekat yang dilakukan oleh omak-omak di Desa Sigapiton, hal itu disampaikan kepada MC Tobasa, Jumat pagi (13/9/2019) di Rumah Dinas Bupati Tobasa.

Selanjutnya Bupati Darwin mengatakan, Perlu saya jelaskan bahwa lokasi 279 hektar yang di Desa Sigapiton secara hukum sudah clear dan jelas bahwa itu sudah dilepaskan oleh kementerian Kehutanan dan diserahkan kepada Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).

 ” Pemerintah Kabupaten Tobasa berperan sebagai tim terpadu Fasilitasi yang bertugas menginventarisasi atas dampak yang ditimbulkan akibat penyerahan lahan dari Kehutanan kepada BPODT. Dan peran itu sudah dilakukan oleh tim terpadu dan seluruh tanaman tegakan yang berada diseluruh lokasi 279 hektar itu sudah dihitung dan sekarang perhitungan biaya yang diperlukan sedang dihitung dan diteliti  oleh tim apresial.

” terkait pekerjaan yang dilakukan oleh BPODT di Sibisa yaitu membuat akses jalan selebar 18 meter yang panjangnya lebih kurang 2 km itu juga sudah dihitung, Berapa jumlah tanaman yang berada di sekitar jalur pembukaan jalan dan ternyata sudah ditemukan 9 pemilik lahan yang berada di sekitar jalur pembukaan jalan dengan lebar 18 m”

” kemarin pagi kita sudah melakukan pendekatan dengan pemilik tanaman yang berada di sekitar jalan yang dibuka selebar 18 meter, sudah ada kesepakatan bahwa itu sudah selesai jam 8.00 Wib pagi dan  saat pekerjaan dimulai saya berada di lokasi dan tidak ada masalah dan dilakukan semuanya sesuai dengan aturan”.

” Setelah pekerjaan berjalan sekitar 2 jam saya meninggalkan lokasi dan kejadian Aksi nekat yang dilakukan oleh ibu-ibu , saya tidak berada lagi di lokasi.  Setelah itu saya mengikuti acara ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang ke – 68, Dan  tidak benar saya melakukan pesta-pesta dengan ibu-ibu terkait dengan berita yang muncul di media sosial”.

” berharap Semoga masyarakat Tobasa dapat mengerti dan duduk persoalan yang sebenarnya “Pungkas Bupati Mengahiri, 

Kapolres Tobasa AKBP Agus Waluyo,S.I.K, melalui sambungan WA membenarkan kejadian adanya aksi saling dorong antara polwan dengan kaum Ibu warga masyarakat.

“Polres Tobasa sudah mengedepankan upaya- upaya humanis salah satu menurun kan anggota Polwan”

AKBP Agus, yang sangat dekat dengan masyarakat dan Wartawan ,  mengajak masyarakat untuk mendukung Program Pemerintah, dan  Untuk masyarakat yg tidak puas silakan tempuh jalur hukum yang berlaku.

Ayolah masyakarat Tobasa bersatu padu untuk bangun Tobasa menjadi wisata dunia jagan terpengaruh oleh pihak pihak lain yg tidak bertanggung jawab, Ujar AKBP Agus.

Selanjutnya AKBP Agus menghimbau agar keluhan masyarakat disalurkan melalui mekanisme hukum yang berlaku, dengan menunjukkan bukti-bukti kepemilikan lahan dan mengajak masyarakat agar menghindari aksi anarkis, katanya mengahiri.

Kepala Desa Sigapiton,saat dihubungi MC Tobasa lewat telepon Jumat Siang (13/9/2019) terkait adanya aksi nekat kaum Ibu-ibu yang tidak terpuji menjelaskan bahwa saat kejadian tidak berada ditempat, dan membenarkan bahwa warga yang melakukan aksi adalah warga Sigapiton.

Kades juga menghimbau kepada Masyarakat supaya mencari jalan keluar dan berharap Pemkab Tobasa untuk berdialog dan lebih mensosialisasikan kepada masyarakat Sigapito program BPODT, (MC Tobasa)