Diversifikasi Makanan Tunjang Pariwisata Danau Toba


Program pemerintah mengembangkan pariwisata Danau Toba harus diikuti berbagai terobosan yang menarik wisatawan, salah satunya adalah bidang kuliner melalui diversifikasi produk makanan lokal.

Hal ini terungkap pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Destinasi Super Prioritas Danau Toba mengenai Diversifikasi produk makanan lokal di Danau Toba, Hotel Serenauli, Laguboti, Kabupaten Toba Samosir (Toba), Sumatra Utara, Rabu (18/9/2019).

Bimtek yang diikuti oleh puluhan peserta dari PHRI, pengusaha cafe, dan aparatur terkait OPD Pemkab Toba ini dibuka oleh Kadis Pariwisata Toba diwakili Sekretarisnya Armida Sibarani.

Armida mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang melaksanakan acara ini. Kepada peserta diharapkan dapat mengikuti dengan serius sehingga di kemudian hari bisa menerapkannya di daerah ini.

Tampil sebagai narasumber Iwan Priady Dosen Politeknik Pariwisata Medan dan Arief Marna Sonjaya Dosen Politeknik Pariwisata Palembang.

Menurut Iwan Priady pola pikir masyarakat harus diedukasi mengenai apa, bagaimana dan manfaat diversifikasi makanan tersebut.
Segala potensi lokal dapat dikembangkan hingga memperoleh produk makanan yang bervariasi sehingga membuka peluang untuk kemajuan daerah.

Sementara Arief Marna Sonjaya menyebutkan beberapa terapan membuat diversifikasi makanan atau minuman. Dicontohkannya penerapan kripik pisang didiversifikasi dengan berbagai varian bentuk seperti bulat kecil, dan lembaran panjang tunggal atau bentuk stick. Hal kedua adalah rasa yaitu tawar, asin, coklat, bawang goreng dan macam-macam.

Arief juga mengatakan sangat perlu diingat diversifikasi makanan itu tidak juga harus mengubah total bentuk utama makanan atau minuman.

Selanjutnya diterangkan mengenai kemasan (packing). Seperti sisi pembungkus pertama dijual dalam bentuk curah, bungkus plastik, kaleng, plastik dalam kotak, aluminium foil dengan isi nitrogen.

Hal bentuk atau ukuran, kata Arief juga ada variannya dari beberapa gram dalam satu kemasan sampai hitungan kilo. Kemudian mengenai warna atau penampilan. Misalnya awalnya nasi kuning disajikan bentuk biasa hingga memiliki hiasan garnish yang dapat juga dimakan, sesuai dengan masakan. Lalu soal pengolahan. Arief memberikan contoh makanan yang pengolahan awalnya diopen hingga ada yang dikukus.

Terakhir Arief mengatakan soal konsep atau suasana dari dalam ruangan hingga di tempat terbuka. Seusai pemaparan dibuka sesi tanya jawab dan penyerahan rencana diversifikasi makanan atau minuman yang dimiliki para peserta. (MC Tobasa rik)