Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menggelar Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Kabupaten Toba Samosir (Toba) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Toba ,Selasa (24/9/2019).
Bupati Toba yang diwakili oleh Sekdakab Toba Audi Murphy Sitorus dalam sambutannya mengatakan bagaimana menumbuh kembangkam minat baca yang akhir-akhir ini semakin hilang.
“Sekarang ini lebih senang berbicara daripada membaca, misalnya kalau di pesta kita berbicara dari pagi sampai malam tapi kalau ditanya apa yang dibicarakan tidak tahu” jelas Murphy.
Ditambahkannya perlu penanaman suka membaca dengan berbagai program dan keteladanan.
” Kita awali dengan contoh yakni kebiasaan orang tua, guru dan masyarakat, kalau di buat kebiasaan membaca pasti generasi mendatang akan hebat-hebat. ” kata Murphy.
Kepala Bagian Perencanaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ,Adim Bondar Pasaribu dalam sambutannya mengatakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadikan perpustakaan tidak hanya memyimpan buku, transaksi untuk membaca.
“Jadikan perpustakaan menjadi ruang terbuka bagi masyarakat dimana setiap orang bisa saling bertukar pengalaman, belajar konstektual dan melatih keterampilan,”sebut Adim Bondar Pasaribu.
Sementara Sekretaris Dinas Perpustakaandan Arsip Pemerintah Provinsi Sumatra Utara Jojor Sitorus mengharapkan penyelenggaraan Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca dapat memberikan motivasi bagi para pengelola perpustakaan desa, taman bacaan, serta masyarakat dalam peran sertanya mengembangkan perpustakaan di tempatnya masing-masing.
” Untuk pengembangan perpustakaan Desa bisa menggunakan Dana Desa sebesar 5% begitu pula di sekolah dan buatlah proposal ke kami atau ke pusat untuk pengembangan perpustakaan sehinga minat membaca masyarakat tinggi hasilnya kesejahteraan masyarakat meningkat,” jelas Jojor Sitorus.
Kepala Dinas Perpustakaan dam Kearsipan Kabupaten Toba Wilker Siahaan mengharapkan dukungan dan perhatian semua pihak agar perpustakaan dapat berkembamg di Tobasa.
“APBD di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan minim sehingga belum bisa bergerak dengan cepat untuk pengembangan perpustakaan di Tobasa ,”sebut Wilker.
Menurut Wilker, minat baca masyarakat Tobasa masih rendah yang antara lain disebabkan terbatasnya jumlah buku yang tersedia di perpustakaan.
“Oleh karena itu jumlah perpustakaan harus ditambah dan jumlah bukunya juga dilengkapi sehingga bisa menumbuhkan minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan membaca buku,” kata Wilker.
Penggiat literasi perpustakaan Alonso Manik mengatakan kebiasaan suka membaca harus dimulai sejak dini sehingga menjadi budaya.
” Mari semua elemen masyarakat membudayakan gemar membaca sehingga masyarakat lebih cerdas dan bijak” kata Alonso berharap. (MC Tobasa jp/rik)