BUPATI TOBASA DARWIN SIAGIAN PIMPIN UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN DI LAPANGAN KANTOR BUPATI


Balige, MC Tobasa- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba Samosir (Tobasa) melaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan,  hari Senin  pagi (11/11/2019) di lapangan Kantor Bupati sekitar pukul 8.45 Wib sampai dengan pukul  9.20 Wib.

Dalam kesempatan tersebut, Bertindak sebagai Inspektur upacara Bupati Tobasa Darwin Siagian dan sebagai komandan upacara  Danki Kompi Senapan A, Lettu inf Rahyadi Yanuar.

Upacara ini turut dihadiri Wabup Hulman Sitorus, Kajari Tobasa Robinson Sitorus, Kapolres di wakili Kabag Ops Efendi Sinaga, Dandim 0210/TU diwakili Danramil 17 Balige Kapten Poltak Pardede, yang  didampingi  Sekdakab Audi Murphy Sitorus, Anggota KPU Charles Pangaribuan,  Para Staf Ahli Bupati, Para Asiaten setdakab, Para Pimpinan OPD, Para Veteran Tobasa, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK, Ketua DWP,  Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, jajaran TNI/Polri,  OKP , Para Kabag Setdakab, Para Pejabat Eselon III, IV dan Para Staf dijajaran Pemkab Tobasa dan para pelajar SMA.

Dalam amanat Menteri Sosial RI  Juliari Batubara yang di bacakan oleh  Bupati Darwin Siagian  mengatakan,  Peristiwa perang mengingatkan kita bahwa pada kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri.

Semangat yang ditunjukkan para pahlawan dan pejuang tersebut hendaknya perlu terus ditumbuh kembangkan di dalam hati sanubari kita.

Perkataan bung karno “Hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawanya dapat menjadi bangsa yang besar”. Untuk itu Dia mengajak untuk menghargai jasa para pahlawan.

Selain itu peringatan hari pahlawan kita bangkitkan semangat berinovasi bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini , sebagaimana thema hari pahlawan tahun 2019 ” aku pahlawan masa kini”.

Menjadi pahlawan masa kini dapat dilakukan oleh siapapun oleh WNI , dalam bentuk aksi-aksi nyata memperkuat ketuhan NKRI, seperti menolong sesama yang terkenah musibah , tidak melakukan provokasi yang dapat menggangu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoaks, tidak melakukan perbuatan anarkis, atau merugikan orang lain dan sebagainya.

Jika dahulu semangat kepahlawanan ditunjukkan melaui  pengorbanan  dengan tenaga , harta, bahkan nyawa. Sekarang untuk menjadi pahlawan, bukan hanya mereka yang berjuang mengangkat senjata mengusir penjajah, tetapi kita juga bisa, dengan cara menorehkan prestasi diberbagai bidang kehidupan, memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, membawa harum nama bangsa dimata Internasional.

Peringatan hari pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran untuk lebih mencintai tanah air dan menjaga sampai akhir hayat.

Jangan biarkan keutuhan NKRI yang telah dibangun para pendahulu negeri ini dengan tetesan darah dan air mata dengan sia-sia. Jangan biarkan tangan-tangan jahil atau pihak yang tidak bertanggung jawab merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan biarkan negeri kita terkoyak, tercerai berai, terprovokasi untuk saling menghasut dan berkomplit satu sama lain. Mari kita maknai Hari Pahlawan ini dengan wujud nyata, bekerja dan bekerja membangun negeri menuju Indonesia Maju.

Saudara sebangsa dan setanah air, hari pahlawan kiranya  bukan hanya sebatas bersifat seremonial saja, tetapi dapat di iai dengan berbagai aktifitas yang dapat menyuburkan rasa naaionalisme dan meningkatkan rasa kepeduliaan untuk menolong sesama yang membutuhkan .

Dengan menjadikan diri kita menjadi pahlawan masa kini, maka permasalahan yang melanda bangsa dewasa ini dapat teratasi. Untuk itu marilah kita untuk terus menerus berupaya memupuk nilai kepahlawanan agar tumbuh subur dalam hati sanubari segenap insan masyarakat Indonesia, ujarnya mengahiri.

Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November,  untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan Ditetapkan melalui Keputusan Presiden No. 316 tahun 1959, diterbitkan pada 16 Desember 1959.

Peringatan Hari Pahlawan dilaksanakan setiap tahun  merujuk pada pertempuran yang terjadi di Surabaya, bertepatan  tanggal 10 November 1945. Dikala itu bahwa Tentara  Indonesia bersama  masyarakat kota Surabaya  bertempur sampai bercucuran darah bagaikan aliran sungai kecil melawan angkatan bersenjata  Inggris dan Belanda yang ingin merebut  kembali kemerdekaan Indonesia, (MC Tobasa)