Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Toba Masuk Program Nasional


Balige, MCTobasa – Kementerian Pariwisata pada tahun 2015 ini berkomitmen untuk meneruskan pengembangan destinasi pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Toba, sebagaimana tersebut dalam PP 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Ripparnas 2010-2015.

Yaitu, melalui program Asistensi Tata Kelola Destinasi Pariwisata berbasis Destination Management Organization (DMO) yang sudah berjalan selama lima tahun sejak tahun 2010.

Terdapat 16 KSPN yang dimasukkan dalam skala prioritas program DMO tahun ini yakni Batur, Borobudur, Bromo, Bunaken, Derawan, Flores, (Kota Tua) Jakarta, Pangandaraan, Raja Ampat, Rinjani, Sabang, Sanur, Tanjung Putting, Toba, Toraja dan Wakatobi.

Sehubungan dengan itu Kementerian Pariwisata, melalui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, membentuk Kelompok Kerja DMO didukung seorang Pelaksana Teknis DMO di tingkat pusat untuk setiap KSPN.

Dalam rangka asistensi, Pelaksana Teknis ini di setiap daerah KSPN masing-masing dibantu oleh seorang fasilitator destinasi yang berlatar akademisi dan seorang fasilitator lokal dengan latar praktisi/akademisi.

Dalam pelaksanaan program Asistensi Tata Kelola Destinasi Pariwisata (DMO) Toba Tahun 2015, telah diunjuk Richardo Situmeang (Akademisi, IT DEL Laguboti) sebagai fasilitator destinasi dan Harianto Sinaga (Jurnalis, Harian SIB) sebagai fasilitator local.

“DMO Toba berdasarkan Surat Keputusan Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata No. 115/ OT. 001/ DPDIP/ KEMENPAR/ 2015 tentang Susunan Fasilitator Destinasi dan Fasilitator Lokal Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan Destinasi Pariwisata,” kata Andi M. T. Marpaung, SH dari Sekretariat Deputi sekaligus sebagai Pelaksana Teknis DMO Toba.

Ia berharap kerjasama yang baik dengan para stakeholder pariwisata, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan masyarakat dalam melakukan tata kelola destinasi pariwisata di kawasan Danau Toba, khususnya dengan tujuh kabupaten yang berada di kawasan Danau Toba.

Ketujuh kabupaten tersebut, meliputi Kabupaten Toba Samosir, Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, dan Karo.

DMO adalah pola manajemen dengan struktur tata kelola destinasi pariwisata yang mencakup perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif-sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi/teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah.

“Organisasi ini diyakini mampu untuk meningkatkan kualitas pengelolaan wisata, memperbesar volume kunjungan wisata, memperpanjang lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan, serta manfaat yang nyata bagi masyarakat di destinasi pariwisata,” kata Andi menambahkan.

Sebelumnya, pada hari Kamis (30/7), bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toba Samosir telah dilakukan diskusi informal sekaitan dengan penguatan dan percepatan aplikasi DMO Toba dalam bentuk pengorganisasian, program, kegiatan, serta keterhubungan dengan semua stakeholder pariwisata di Toba dan sekitarnya.

Dalam pertemuan ini turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ultri S. Simangunsong, ST., MT, serta Budayawan Batak Monang Naipospos, Rismon R. M. Sirait mewakili Dewan Kesenian Daerah Tobasa, Richardo Situmeang fasilitator destinasi DMO Toba, Harianto Sinaga fasilitator lokal DMO Toba, beserta perwakilan dari Kelompok Kerja Pariwisata Tobasa seperti Boido Pardede, Alan, Salonita br. Pangaribuan dan Penggiat Seni Kreatif, Pareto Butarbutar. (mctobasa/sesmontb)