Balige, MCTobasa – Untuk menindaklanjuti keresahan masyarakat akan maraknya pelajar yang berkeliaran pada jam belajar di luar lingkungan sekolah dan bahkan sering ditemukan nongkrong di beberapa warung internet (warnet), maka Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kab. Toba Samosir (Tobasa) gelar Operasi Kasih Sayang, Rabu, (11/11).
Sebagaimana disebutkan Kakan Pol-PP Tobasa, Elisber Tambunan bahwa Pelaksanaan Operasi Kasih Sayang ini merupakan tindaklanjut dari hasil laporan yang diterima dari para tokoh pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda bahkan dari anggota DPRD Tobasa yang merasa prihatin akan keberadaan para pelajar yang semakin banyak berkeliaran pada saat jam belajar berlangsung di luar sekolah bahkan terlihat masih menggunakan seragam sekolah.
Ketika Operasi Kasih Sayang dilakukan di seputaran Kecamatan Balige, sejak pukul 08.00 s.d. 10.00 WIB, anggota Satpol-PP berhasil menggiring 10 orang pelajar yang sedang berkeliaran dan masih menggunakan seragam sekolah, kemudian dibawa ke Kantor Pol-PP guna dilakukan pembinaan.
Semua pelajar yang tertangkap merupakan siswa laki-laki yang berasal dari SMA Negeri 1 Balige sebanyak 3 orang, SMA N 1 Laguboti 1 orang, SMK PGRI 7 sebanyak 1 orang, SMA BTB Balige 1 orang, SMK Tri Surya Porsea 1 orang, SMP N 4 Balige 1 orang, SMP N 1 Balige 1 orang dan SMP N 2 Balige 1 orang.
Ketika dikonfirmasi kepada Kakan Pol-PP Elisber Tambunan, ia mengharapkan agar semua pihak turut mendukung operasi kasih sayang yang dilakukan oleh anggota Pol-PP demi mencegah para generasi muda terjerumus pada masalah yang tidak kita inginkan seperti terlibat narkoba dan tauran antar pelajar.
“Pelaksanaan operasi Pol-PP wajib menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan benar-benar mengedepankan kasih sayang bukan kekerasan, kami akan mlakukan pembinaan dan selanjutnya kami akan mengantar para pelajar untuk diserahkan ke sekolah masing-masing,” tegasnya.
Hal itu seperti falsafah orang Batak “Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au,” (red: Saya akan menjunjung tinggi anak-anak untuk pendidikan yang lebih baik”. Operasi kasih sayang yang dilaksanakan oleh Satpol-PP berupa operasi/razia untuk melakukan pembinaan, namun untuk menjatuhkan hukuman disiplin, diserahkan kepada pihak sekolah masing-masing.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa sejak tahun 2008 operasi kasih sayang tidak pernah lagi dilakukan, padahal operasi ini sangat dibutuhkan untuk membantu pihak sekolah dalam pengawasan disiplin para pelajar. Sebagai Kasat Pol-PP saya sangat mengharapkan perhatian semua pihak terutama orang tua agar selalu memantau anaknya, karena saat razia sering ditemukan siswa telah membawa pakaian ganti.
Di samping itu, orangtua memberi uang saku yang wajar. Kepada pihak pengusaha Warnet disarankan untuk ikut mengingatkan para pelajar agar tidak bermain di warnet pada jam belajar, jangan hanya memikirkan target usaha tanpa peduli akibatnya bagi generasi muda.
Untuk memaksimalkan kontrol yang dilakukan oleh Satpol-PP sesuai tupoksi dan Standard Operasi (SOP), Kakan Pol-PP juga meminta kerjasama pihak sekolah, guru piket/BP, guru kelas untuk ikut memonitor siswa sekolah masing-masing.
“Kinerja Satpol-PP kedepan, kami telah berencana menampung anggaran pelaksanaan Operasi Kasih Sayang pada Tahun Anggaran 2016 dan akan menjadwalkan setiap hari Senin Kakan Pol-PP menjadi Pembina Upacara di sekolah-sekolah yang ada di Tobasa,” ujarnya yang juga pernah menjabat sebagai Camat dan Kabag Humas dan Protokol Setdakab Tobasa. (mc.tobasa/sesmontb/sar