Balige, mctobasa – Menkomifo Tifatul Sembering mengemukakan, Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini merupakan perenungan kembali proses perjalanan panjang 100 tahun lebih bangsa Indonsia menjadi salah satu bangsa yang berdaulat, dan menjadi bangsa yang memiliki identitas, jati diri di tengah-tengah bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seiringi dengan perubahan jaman dan tuntutan masyarakat.

Menkominfo mengemukakan hal itu dalam dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Bupati Toba Samosir Pandapotan Kasmin Simanjuntak, pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2014 (Harkitnas) tingkat Kabupaten Toba Samosir, yang digelar di Lapangan Sisimangaraja XII di Balige, Selasa (20/5).

Untuk memaknai hakikat peringatan Harkitnas tahun 2014, lanjut Bupati, tema pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2014 yakni “Maknai Kebangkitan Nasional melalui Kerja Nyata dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa.”

Menurut Bupati, tema ini mengandung tiga makna yang sekaligus menjadi instrumen ukuran sejauh mana nilai-nilai nasionalisme terimplementasi dalam karsa, cipta dan karya kekinian kita secara nyata, pertama makna nasionalisme kekinian bukan lagi kamuflase kerinduan romantisme perjuangan masa lalu, tetapi kita harus mampu mengimplementasikan romantisme perjuangan tersebut dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku kebangsaan seiring perkembangan jaman.

“Membangun Indonesia di masa depan adalah antitesis dari  kelompok dan individu berpikir kedaerahan, dan berperilaku kepartaian dan golongan,” ujar Bupati.

Menurut Pandapotan, Nasionalisme yang diperlukan adalah nasionalisme yang berkontribusi bagi kedaulatan dan harga diri bangsa.

Hal yang kedua, menurut Pandapotan, adalah pada hakikatnya kita menginginkan sebuah keharmonisan dalam perilaku bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nasionalisme terbangun bukan dari perilaku saling menuding, bukan saling menyalahkan dan bahkan bukan saling menyalahkan.

Kekuatan kebangsaan tersemai dalam kohesivitas yang harmonis dari kekuatan dan energi potensial yang telah kita miliki. Komitmen untuk berbagi dan bersinerji dalam rangka mewujudkan cita-cita yang kita miliki, kata Pandapotan.

Bupati menambahkan, komitmen untuk berbagi  dan bersinerji dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional sebagai kekuatan bagi terbangunnya keharmonisan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang amanah.

Makna yang ketiga menurut Pandapotan adalah memberi rujukan bahwa kekuatan sebuah bangsa tercirikan dari bagaimana perbedaan dan kemajemukan dapat terkelola menjadi sebuah kekuatan.

Niat mulia untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang dimiliki bangsa ini melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang silam merupakan sebuah rujukan dalam menyatukan kekuatan dari 300 lebih kelompok etnis, lebih dari 250 bahasa daerah dalam percakapan; keragaman dan komposisi pemeluk agama yang tersebar diseluruh nusantara, ujar Bupati.

Sementara itu, sebelum upacara peringatan Harkitnas tahun 2014 tingkat Kabupaten Toba Samosir dilaksanakan, untuk mengenang jasa-jasa para Pahlawan yang telah gugur di medan pertempuran, tepat pukul 09.00 WIB bertempat di Taman Makam  Bahagia Soposurung Balige dilaksanakan Upacara Ziarah Nasional yang dipimpin oleh Kapolres Tobasa AKBP M. Edi Faryadi, SH, Sik, MH

Turut hadir dalam upacara peringatan Harkitnas tahun 2014 dan ziarah ke taman bahagia soposurung,  Wakil Bupati Toba Samosir Liberty Pasaribu, SH., M.Si, Ketua TP PKK Ny Netty Pandapotan br Pardosi, Kapolres Tobasa AKBP M. Edi Faryadi, SH, Sik, MH, Kajari Balige Harly Siregar, SH, Ketua DPRD Toba Samosir Sahat Panjaitan, dan seluruh unsur pimpinan SKPD, pimpinan BUMD, tokoh pemuda, tokoh agama, PNS, guru-guru se-Kab. Toba Samosir, perwakilan pelajar tingkat SD, MTs, SMP, SMA/SMK, Perguruan Tinggi dan undangan lainnya. (mctobasa/sesmontb)