KADEP KOINONIA DAN BUPATI TOBASA HADIRI IBADAH DIGEREJA HKBP SIBISA KECAMATAN AJIBATA


Sibisa, MC Tobasa – Kepala Departemen Koinonia Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt Dr. Martonggo Sitinjak beserta Ibu dan Bupati Tobasa Darwin Siagian beserta Ibu , Wakil Bupati Tobasa Hulman Sitorus Beserta Ibu , Sekretaris Daerah Audi Murphy Sitorus bersama para pimpinan OPD, Para Kabag Setdakab , Camat Ajibata Tigor Sirait, Camat Lumbanjulu Alfaret Manurung menghadiri pesta puncak Taon Parasinirohaon yang   dirangkaikan dengan pesta parheheon ama  HKBP se Ressort Lumbanjulu digereja HKBP Sibisa Kecamatan Ajibata , Minggu (11/8/2019).

Prosesi rombongan berangkat dari rumah Op Koko br Sihotang menuju tempat Ibadah yang dipimpin Kadep Koinonia Pdt Dr. Martonggo Sitinjak, Pendeta Ressort HKBP Lumbanjulu Pdt Ahap Tambun, Bupati Tobasa beserta ibu, Wakil Bupati Tobasa beserta ibu,  Tokoh masyarakat, Ketua Panitia, Undangan, Panitia, parhalado dan bunyi lonceng Gereja terus saling bersautan yang  disambut tortor anak-anak sekolah minggu serta pengalungan bunga dan pemberian bunga pangku kepada Kadep Koinonia Pdt.  Dr. Martonggo Sitinjak beserta Ibu, Pdt Ahap Tambun beserta Ibu , dan Bupati Tobasa Darwin Siagian beserta Ibu.

Selanjutnya barisan  Prosesi  disambut ratusan jemaat HKBP Sibisa yang berdiri ditempat Ibadah dengan nyanyian rohani yang sangat merdu menambah suasana begitu damai, dan suasana bersukacita.

Acara Kebaktian dipimpin Kadep Koinonia  Pdt. Dr. Martonggo Sitinjak dengan Votum Pdt Ahap Tambun dengan suasana Ibadah berlangsung sangat hening  yang diselingi  nyanyian rohani dan Koor Ama HKBP Se Ressort Lumbanjulu, Koor Kaum Ibu menambah suasana damai dan sakral pelaksanaan urutan tata  ibadah.

Pdt. Dr. Martonggo Sitinjak dalam Khotbahnya mengambil nats dari  Matius 8: 23-27 menjelaskan bahwa Epistel minggu ini menceritakan kisah raja yang berpenyakit kronis (Kusta) yang sudah lama. Sehingga ada penasehat raja Naaman memberikan informasi kepada Istri Raja seorang Aram bahwa Nabi Elisa mampu mengobati penyakit raja

” Mendengar saran penasehat yang menyuruh Raja Naaman untuk menjumpai  Nabi Elisa  kerumahnya, Raja Naaman tidak berkenan atau marah  apalagi menjumpai seorang nabi yang menurutnya menjatuhkan wibawa sebagai Raja”

” Tetapi karena penyakit raja sudah sangat kronis akhirnya raja Naaman pergi menjumpai Nabi Elisa kerumahnya, walaupun seperti bak disambar petir raja Naaman tidak diterima masuk ke rumah Nabi Elisa malah disuruh mandi ke sungai Jordan  sebanyak 7 kali , padahal menurut Raja Naaman , bahwa Air Sungai Jordan  kurang baik, sangat menjatuhkan martabat raja dimata masyarakatnya dimana sungai dinegeri Raja Naaman lebih indah dari sungai di negeri Israel.”

“Tetapi atas saran Penasehat dan isteri Raja akhirnya  raja Naaman pergi dan mau menerima perintah dan percaya kepada Nabi Elisa untuk mandi ke Sungai Jordan yang  akhirnya penyakit Raja Naaman mengalami kesembuhan “.

“melalui khotbah Pendeta Martonggo mengajak kaum Bapak harus menjadi malim dan pemimpin di keluarga, untuk keluar dari kemiskinan sebagai malim akan mempercepat  keluarga maju dan beruntung secara ekonomi, asalkan percaya dan mau bekerja pasti dicukupkan sebab banyak berkat  akan diterima dari  Tuhan Yesus “.

” Pendeta Martonggo juga mengajak kaum bapak untuk percaya sama Tuhan Yesus , seperti Raja Naaman yang sakit tetapi percaya dengan kata Nabi Elisa sehingga penyakitnya  disembuhkan. Demikian bagi jemaat yang  kurang secara ekonomi kalau percaya sama Tuhan pasti akan dicukupkan tetapi dengan cara bekerja”

” menyimak nyanyian Buku Ende 393: 3. Pdt Martonggo mengajak jemaat  Jangan mau miskin, sebab ketika mau miskin akan menambah beban keluarga tetapi keluar dari kemiskinan dengan bekerja , walaupun dari penglihatan kita (pendeta red) sebenarnya  sudah makmur tetapi tidak kaya, sebab orang miskin tidak mau ke gereja sebab punya kewajiban, inilah sebabnya jemaat harus bekerja supaya  mendapat berkat dari Tuhan Yesus.

“Banyak jemaat tidak datang ke Gereja karena kemiskinan, walaupun Program Pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) telah menyentuh masyarakat untuk keluar dari himpitan ekonomi, dan saat ini  Desa Sibisa telah berubah menjadi kawasan destinasi pariwisata, tujuannya agar masyarakat keluar dari kemiskinan dan berharap jemaat harus bisa menangkap peluang dengan cara pelayanan yang menarik perhatian pengunjung “

” Pendeta Martonggo juga menggugah iman jemaat begitu enak dengan hidup bersama Yesus, aman tentram, damai, sejaktera, harus berkeyakinan untuk senang hidupnya, walaupun  ketika ada dukacita yang tidak diduga-duga jangan putus asa ,sebab hidup ini pasti datang dukacita, dan  jangan dipikiran kesusahan, karena ambisius menjadikannya sering stres padahal  hidup manusia harus bersyukur apa yang dia miliki ,dan Hidup jemaat bisa galau kalau fokus kepada dukacita, untuk itu jangan kekurangan manusia yang dipikirkan, seharusnya jemaat harus konsentrasi untuk hidup bersama Yesus dan berserah diri”.

Selanjutnya Pdt Martonggo juga mengajak Kaum Bapak dan Ibu, untuk mendidik anak untuk lebih lembut selalu mendidik dan sering berkata di berkati, dijaga Tuhan Hidupmu dan mengingatkan anak-anak  untuk selalu berserah kepada Yesus.

” melalui Pesta Parheheon Ama  akan mampu membangun sukacita didalam lingkungan hidupnya, kalau kaum Bapak bangkit dan berubah , sebab struktur hidup Kristen menjadikan kaum bapak menjadi Malim untuk memimpin keluarga untuk hidup sejahtera , kata Pendeta mengahiri.

Bupati Tobasa Darwin Siagian mengajak masyarakat untuk keluar dari kemiskinan dengan bekerja dan menangkap peluang ekonomi dan fokus bekerja setelah ditetapkannya Desa Sibisa menjadi Pusat Otorita Danau Toba.

“Kunjungan Presiden Jokowi baru-baru ini akan berdampak perubahan yang luar biasa pembangunan insfrastruktur jalan, Hotel berbintang IV dan V serta Lapangan Golf,  jalan dari Sibisa ke Ajibata, dermaga Ajibata, dan banyak lagi pembangunan di Tobasa setelah  ditetapkan sebagai pusat otorita Danau Toba”

Bupati Darwin Siagian juga mengajak para jemaat untuk mendidik anak-anak untuk lebih rajin belajar, supaya tidak tertinggal dari daerah lain sebab penerimaan CPNS sekarang ini telah melalui sistem komputerisasi, siapa yang pintar itulah yang diterima menjadi CPNS.

“Selanjutnya mencontohkan Desa Sionggang Tengah yang masyarakatnya rajin dan serius bekerja mulai jam 6 wib bekerja ke kebun, dan pulang jam 18 Wib, itu semua proses keluar dari kemiskinan dengan bekerja untuk menghidupi keluarga dan juga menyediakan biaya pendidikan anak-anak untuk mampu bersaing kelak dikemudian hari dengan daerah lain. Saat ini Tobasa telah mempersiapkan anak-anak muda belajar sambil bekerja  sampai ke Jerman, Korea, Jepang dan melatih tenaga terampil untuk siap bekerja di hotel bintang IV ataupun bintang V yang segera akan dibangun di Tobasa” kata Bupati Darwin mengahiri.

Pendeta HKBP Ressort Lumbanjulu saat dihubungi MC Tobasa menjelaskan Pimpinan HKBP telah menentukan dan menetapkan bahwa Tahun 2019 berorientasi dalam pelayanan Diakonia “ Ulaon Parasinirohaon”, dengan thema  Mangulahon Parasinirohaon Tu Angka Na Pogos (Lukas 4: 16 – 21). Sub thema Nasa Nabinahenmuna Tu Angka Na Metmet On, Na Tu Ahu Do I (Mateus 25: 40).

“Program yang telah dicanangkan oleh pimpinan HKBP dalam tahun 2019 ini bukan sekedar wacana tetapi harus terealisasi dan sampai kepada sasarannya melaui Program di tingkat Distrik, Ressort dan Jemaat. Dalam tingkat Ressort, khususnya di HKBP Ressort Lumban Julu bahwa “Ulaon Parasinirohaon” menjadi program utama tahun 2019 yang dipadu dengan “Parheheon Ama” dengan sasaran mengembalikan jati diri kaum bapak sebagai Imam dan sebagai Kepala Keluarga.

” Tugas panggilan sebagai imam dan kepala keluarga di tengah keluarga, melalui kegiatan Tahun Parasinirohaon/Parheheon Ama, kaum bapak akan dibekali dan membekali diri untuk mewujudkan tugas dan tanggungjawab sebagai imam. Sehingga benar-benar dimampukan untuk menjadi imam dan kepala keluarga di tengah-tengah keluarganya sendiri”

Lebih lanjut Pendeta Ahap menyampaikan bahwa Tujuan kegiatan ini supaya Seluruh Jemaat dan Majelis HKBP Ressort Lumban Julu sadar dan terpanggil untuk melakukan pekerjaan Diakonia (Mangulahon Ulaon Parsinirohaon) kepada orang yang lemah dan memang benar-benar butuh uluran tangan.

Selanjutnya acara dirangkaikan  dengan kata-kata sambutan dan pemberian Cendera mata berupa ulos kepada Bupati Tobasa, Wakil Bupati, Sekda, Camat Ajibata dan Camat Lumbanjulu serta pemberian santunan kepada masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi dan masyarakat disabilitas,(MC Tobasa)