Porsea , MC Tobasa- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba Samosir (Tobasa)melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian , Koperasi dan UKM (Perinkop UKM) melakukan Sosialisasi Permodalan bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kegiatan sosialisasi ini secara resmi dibuka oleh Bupati Tobasa yang diwakili Kadis Perinkop UKM Marsarasi Simanjuntak bertempat di Gedung Aula SKB Porsea di Parparean, Selasa (6/12/2019).
Ketua Panitia Sosialisasi permodalan Ruminta Tambunan dalam laporanya mengatakan Tujuan dari Sosialisasi ini adalah menyediakan informasi permodalan bagi pelaku usaha Koperasi dan UMKM, dan memberikan pemahaman tentang tata cara memperoleh permodalan dan pelaporannya.
Lanjut Ruminta sosialisasi ini juga bertujuan meningkatkan daya saing usaha di tengah-tengah masyarakat, dan Pelaku UMKM dapat berperan serta dalam pengembangan usaha pariwisata.
Serta meningkatkan jaringan kerjasama usaha bagi pelaku-pelaku ekonomi yang saling menguntungkan saling memerlukan dan saling menguatkan.
Peserta dari Pelatihan ini berjumlah 50 orang yang semuanya para pelaku UMKM Tobasa , sedangkan Narasumber dari pelatihan ini adalah berasal dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) cabang Balige, PT Bank Sumut, Perpajakan Pratama Cabang Balige, Ujar Ruminta .
Sementara Kadis Perinkop UKM Marsarasi Simanjuntak dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Tobasa memberikan apresiasi kepada para narasumber atas kesediaanya memberikan pembinaan kepada para pelaku UMKM.
Di Tobasa para pengrajin masih turun temurun, belum modernisasi ,Dia mencontohkan para pengrajin Ulos, Sirat dan makanan olahan hare.
Persoalanya bagaimana mengembangkan ulos ini supaya diminati pasar?.
Salah satu turunan Ulos adalah Stola yang baru diperkenalkan pada saat Festival Pesona Danau Toba ( FPDT) tahun 2017.
Dinas Perinkop UKM Sengaja mempromosikan Stola kepada peserta karnaval dengan tujuan para peserta FPDT ikut mempromosikanya.
Alhasil saat ini Stola sudah mulai membudaya dikalangan masyarakat dan saat ada hajatan marga sudah mulai menggunakan Stoka, inilah peluang yang mau ditangkap para pengusaha dan pengrajin.
Disamping stola, apalagi yang kita buat, sehingga ada ikon yang unggul di Tobasa Sambil bertanya kepada peserta sosialisasi.
Lanjut Kadis Marsarasi bahwa Miniatur rumah adat Batak sudah mulai diminati kalangan menengah keatas.
Masalahnya Miniatur rumah adat Batak masih kebesaran dan harga jualnya masih terlalu mahal. Kedepan, minta kepada para peserta untuk bisa memperkecil dengan tujuan harga lebih murah dan terjangkau.
Kadis juga menyinggung produk Souvenir Gorga yang sudah diminati para warga, bagaimana menjadikan souvenir ini diminati pasar tentu dengan kwalitas, dan harga terjangkau. Sebutnya
Selanjutnya Kadis Marsarasi juga menyinggung Produk olahan makanan dan minuman.
Para wisatawan sering bertanya apa oleh-oleh dari Tobasa? Produk makanan rasa andaliman memang ada, dan sudah kita promosikan, tetapi belum sepopuler makanan olahan daerah lain.
Bagaimana upaya kita? Kadis Marsarasi menceritakan bahwa rencana kedepan, Pemkab Tobasa akan menggandeng perusahaan BUMN/BUMD, Swasta, dengan harapan bisa menjadi bapak angkat kepada para pengusaha dan pengrajin terkait dengan pembinaan dan permodalan, demikian juga dengan pelatihan.
“Semakin banyak pelatihan, semakin banyak hasil yang didapatkan pengusaha”
Selama ini Pemkab Tobasa sudah meminta kepada para Perusahaan BUMN/BUMD agar bersinergi dengan pengrajin dan pelaku UMKM, sebagai tanggung jawab moral kepada masyarakat.
Selanjutnya Kadis Marsarasi menceritakan bahwa saat ini Dinas Perinkop UKM telah mengusulkan 30 jenis produk olahan kepada Dinas Kesehatan , dan sekarang masih dalam proses, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan mendapat sertifikat laik sehat.
Dia menambahkan bahwa Dinas Perinkop UKM akan membangun pusat oleh- oleh makanan ,minuman dan souvenir dibeberapa titik objek wisata.
Dan pusat oleh-oleh ini akan ditempatkan didaerah Objek wisata. Kecamatan Laguboti akan dipusatkan di Desa Lumban Binanga, Kecamatan Tampahan di Desa Meat, dan di Kecamatan Balige di Desa Lumbanpea.
Terkait bubuk kopi ada 4 merek yang sudah mulai dipasarkan keluar Tobasa, tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan.
” kalian jangan hanya mengharapkan kreatifitas dari pemerintah, tetapi haruslah para pengusaha lebih kreatif”.
Marsarasi berharap dengan pelatihan ini para pelaku UMKM di Kabupaten Tobasa untuk memasarkan produknya melalui online yang menjadi trend saat ini.
Marsarasi mengatakan Pemkab Tobasa akan menggandeng ITDEL Sitoluama untuk membuat Aplikasi dengan tujuan sebagai upaya mendorong agar produk UMKM Tobasa dapat dipasarkan keluar Tobasa.
Upaya tersebut selain pemasaran melalui online juga dilakukan melalui pusat Oleh-Oleh Tobasa dan kios sepanjang jalan strategis.
Dengan harapan produk Tobasa dapat diminiati dan memberikan angin segar kepada para pengrajin dan para pelaku UMKM, ujar Marsarasi Mengahiri.