Setelah dikukuhkan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Sumatera Utara, Drs Jabmar Siburian MM, Pengurus Dekopin Daerah Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) Masa Bakti 2018-2023 melakukan audensi dengan Bupati Ir. Darwin Siagian di Balige, Rabu (6/5).
Mereka di antaranya Dewan Pakar Budi Sinaga SE ,Ketua Victor S Simangunsong ST, Wakil Ketua Herbert Sibarani SH, Wakil Ketua Manuntun Sagala SE MSi, Sekretaris Gomgom Simangunsong SPd , Bendahara Baringin Manalu SE, , dan sejumlah pengurus lainnya.
Dalam kesempatan itu, Victor menyampaikan, program jangka pendek Dekopinda Tobasa. Dikatakan sebelum melakukan upaya untuk mengembangkan koperasi di daerahnya, Dekopinda akan terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang dihadapi pengurus koperasi. “Kami akan mencari pokok masalahnya terlebih dulu mengapa tidak berkembang. Setelah itu nanti kami akan mencari solusinya,” katanya.
Bupati Darwin Siagian didampingi Kepala Dinas Perindagkop Marsarasi Simanjuntak menyambut baik kehadiran pengurus Dekopinda Tobasa yang baru. Bupati mengharapkan pengurus Dekopinda periode 2018-2023 membawa angin segar bagi kehidupan koperasi di Tobasa. Dekopinda dapat mengembangkan usaha koperasi dengan terlebih dulu melakukan pelatihan kepada pengurus Dekopinda. “Kami Pemerintah Kabupaten akan memberi perhatian dan dukungan sepenuhnya,” ujar Darwin Siagian .
Pada kesempatan terpisah, Kadis Perindagkop diwakili Sekretaris Manuntun Sagala menjelaskan jumlah koperasi di Tobasa. “Sebelumnya koperasi di Tobasa ada sebanyak 436 unit, 262 unit di antaranya kurang aktif, 174 unit sudah dibubarkan Kementerian Koperasi dan UKM RI. Pembubarannya dilakukan tahun 2016 dan finalisasinya tahun 2017, oleh karena pengurus koperasi bersangkutan tidak jujur tentang keanggotaannya dan usaha koperasinya vakum,” jelas Manuntun.
Dengan demikian lanjut Manuntun dari semua koperasi tersebut hanya 42 yang aktif melakukan aktivitas nyata dan dari ke 42 unit hanya 5 unit yang rutin melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Dikatakan salah satu alasan koperasi kurang aktif karena sistim penyerahan bantuan kepada koperasi tidak lagi seperti sebelum sebelumnya.
“Dulu bantuan mudah diperoleh koperasi. Sekarang sudah sangat selektif dan bantuan hibah tidak diperkenankan lagi. Untuk penguatan permodalan saat ini sudah ditangani langsung Lembaga Penjaminan Dana Bergulir, bentukan Kementerian Koperasi dan UKM RI dengan bunga 7% per tahun. Tapi tentu harus melalui seleksi ketat oleh karena bantuan permodalan harus dikembalikan. Dan dalam mendapatkan bantuan koperasi harus punya agunan, usaha dan asset,” terangnya.
Ditambahkan dari koperasi yang aktif yang sudah pernah mendapat bantuan penguatan permodalan adalah Koperasi Mitra Keluarga Parsoburan. Dikatakan koperasi yang diketuai DR Manahara Pardosi ini sudah dua kali mendapat bantuan permodalan. “Pertama Rp 500 juta, kedua Rp 750 juta dan sudah lunas,” ujarnya. (MC Tobasa edu/rik/eyv).