Dinsos Tobasa Berikan Pemahaman Bahaya Narkoba Dan HIV/AIDS


Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) melalui Dinas Sosial, memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba dan penyebaran Virus HIV/AIDS kepada pelajar SMA/SMK, masyarakat dan mahasiswa/i.HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Terinfeksi HIV bisa membuat seseorang mengalami AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).

Pemahaman disampaikan melalui Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS, bertema, Mari Kita Akhiri, Subtema, Dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan, mari kita akhiri penyebaran virus HIV/AIDS, di aula SMKN 1 Balige, akhir pekan lalu.

Bupati diwakili Staf Ahli Audi Murphy Sitorus mengapresiasi kegiatan ini. Peserta dinilai penting mengetahui akan bahaya Narkoba dan HIV/AIDS. Untuk itu peserta diharapkan mengikuti kegiatan sampai selesai, agar bisa mensosialisasikannya kepada teman, keluarga dan masyarakat di lingkungan masing-masing, sehingga warga lainnya menjaga diri.

Kasat Binmas diwakili Kanit Binpolmas Polres Aiptu Betman Panjaitan menyebutkan jika pengidap HIV dibiarkan (tidak diobati, red), kondisinya lama kelamaan akan memburuk dan akan menjadi penyakit AIDS mematikan.

Meskipun obat dimaksud, dikatakan, tidak bisa menyembukan/menghilangkan virus HIV/AIDS dari dalam tubuh. Karenanya masyarakat perlu mengetahui bahaya dari penyalahgunaan Narkoba dan HIV/AIDS sejak dini, supaya dapat menghindarikan diri.

Menurutnya seseorang dapat mengidap HIV, biasanya di awali dari kenakalan, bergaul bebas, merokok dan pergi ke tempat-tempat yang lingkungannya tidak baik.

Lantas mencoba coba menyalahgunakan narkoba. “Kalau sudah terkena virus HIV, sistim kekebalan tubuh akan diserang untuk melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Untuk itu, semua kita harus terus mengkampanyekan stop narkoba dan penyebaran virus HIV/AIDS,” tegasnya.

Guna Dolok Sidauruk memaparkan virus HIV/AIDS dapat tersebar melalui seks bebas, transfusi darah yang terkontaminsai HIV, penggunaan jarum suntik bergantian dan lainnya.

Supaya masyarakat tidak terjangkit virus HIV dikatakan pola hidup yang tidak baik harus dirobah menjadi baik dan displin. Yurnita Hutagaol menegaskan senada. Ia mengimbau peserta supaya jangan pernah mau mencoba coba.

“ES”, seorang warga pengidap HIV, memberikan testimoni pada sosialisasi itu. Diakui ia terinfeksi virus HIV karena bergaul bebas, pola hidupnya tidak disiplin, selalu pergi ketempat tempat tidak baik, lalu ikut-ikutan mencoba-coba, hingga tahun 2010.

Ia mengetahui dirinya terinfeksi virus HIV. Untuk itu peserta diimbau untuk disiplin dalam hidup. Sebelumnya Kadis Sosial dr Rajaipan Sinurat mengatakan sosialisasi dilaksanakan untuk menambah pemahaman peserta tentang bahaya narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS.

Harapannya dengan sosialisasi peserta dapat menghindari diri dan menjadi agen informasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS kepada teman, keluarga dan masyarakat di lingkungannya.

Di akhir acara, peserta ramai-ramai membutuhkan tandatangan pada kain putih, sebagai bentuk komitmen untuk terus mengkampanyekan stop penyalahgunaan Narkoba dan penyebaran virus HIV/AIDS. (MC Tobasa edu/rik/eyv)