Dirjen Tata Ruang Bersama Pemkab Tobasa Bahas RDTR dan Detail Desain


Laguboti, InfoPublik – Direktur Jenderal (Dirjen) Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN DR Ir. Budi Situmorang melaksanakan Pembahasan kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Detail Desain sebagai dukungan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) bersama Pemerintah daerah setempat di Aula Hotel Sere Nauli Laguboti, Rabu (1/6).

Hadir dalam acara itu Bupati Darwin Siagian, Wabup Hulman Sitorus, Kepala Bappeda James Silaban, Kadis Tarukim Darlin Sagala, Kadis PU Bresman Simangunsong, Kadis Pariwisata Ultri S Simangunsong, Kadis Perhubungan Pargaulan Sianipar, Kadis Pertanian Joni Hutajulu, Asisten II Jhon Piter Silalahi, Asisten I Robert G Hutajulu dan pejabat lainnya. Dari legislatif hadir Ketua DPRD Boike Pasaribu, Wakil Ketua Tonny Simanjuntak, anggota Sahala Tampubolon, Wilson Pangaribuan dan Edward Simanjuntak.

Usai pembahasan yang dirangkai pemberian masukan oleh DPRD dan sejumlah kepala dinas, kepada wartawan media cetak dan elektronik Budi mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan untuk mempersiapkan detail tata ruang wilayah Tobasa khususnya Balige. Karena pengembangan Kota Balige harus dilihat dari semua kebijakan, salah satunya mengenai pusat pelayanan utama kawasan Danau Toba untuk keseluruhan.

“Itu yang dijabarkan dalam kegiatan ini, sesuai kondisi lapangan. Karena fisiknya secara detail sudah kita lihat, seperti balairung Balige, pengaturan tata ruangnya belum memenuhi prosedur. Kalau bisa daerah bisnis, pemukiman, perkantoran dan pariwisata tertata baik. Seperti kawasan pariwisata Danau Toba yang akan dikembangkan. Karena konsepnya harus terintegrasi antara pusat dan Pemerintah Kabupaten Tobasa. Dan itu nanti yang akan dijawab tata ruang ini. Namun pemetaan kawasan tata ruang ini harus disepakati bersama antara Bupati dengan DPRD,” kata Situmorang.

Karena Kota Balige lanjut Budi, akan dijadikan sebagai pusat bisnis, pusat pendidikan dan pusat pariwisata. “Untuk itu kita perlu mentata wilayah pariwisatanya dengan skala, internasional. Dan RDTR ini nanti akan menjawabnya secara spesifik, dan tadi Bupati Darwin sudah mengatakan akan dibuat ringroad di Balige supaya angkutan yang berukuran besar tidak perlu melewati kota lagi, sehingga kota terhindar dari kemacetan,” ujarnya seraya mengatakan bahwa Monumen D.I. Panjaitan akan dijadikan sebagai grand max dan desain Balairung Balige juga akan diperbaiki.

Untuk melengkapi tata ruang ini, menurut Situmorang bukan hanya pekerjaan pusat, tetapi pekerjaan sama-sama, terutama mengenai informasi.

“Kabupaten Tobasa harus memberikan informasi secara jujur, jangan rekayasa. Kalau memang kumuh, katakan kumuh. Karena ada triliunan dana kumuh di pusat. Hanya saja kita tak punya akses kesana, karena selama ini kita tidak pernah mau mengakui daerah kita kumuh. Baru sekarang saja Tobasa terbuka. Jadi luar biasa Bupati ini, beruntung rakyat Tobasa memiliki Bupati ini, aksesnya luar biasa. Dia mau nyamperin kita, tidak seperti dulu tak mau nyamperin, kayak raja saja. Bupati ini benar-benar merakyat dan pelayan. Beliau mau menggerakkan perantau, itu yang kita harapkan, karena jika semua perantau bergerak, APBD Tobasa akan bisa bergerak. Media juga dalam hal ini harus mensupport, maka bantulah Bupati/Wabup ini, jangan buat berita berita yang negatif,” katanya.

Senada diungkapkan juga oleh Bupati Darwin. Katanya ketika konsepnya sudah ada, pihaknya nanti tinggal mengajukannya ke departemen. “Misal daerah Lumban Bulbul sebagai kawasan wisata, kalau sudah ada konsep dan rencananya kita tinggal mengajukannya. Jadi detail tata ruang ini perlu cepat diselesaikan, agar ada dasar kita untuk mengembangkan Tobasa khususnya Balige,” katanya. (mctobasa/stb/edu)