Guru Papua Apresiasi Pembekalan Budaya Sejak Dini


Balige, MCTobasa – Sebanyak 18 orang Kepala Sekolah Dasar (SD) dari Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Provinsi Papua, melaksanakan studi banding ke SD Plus HKBP Balige, Kabupaten Toba Samosir, Senin (28/3).

Dalam kunjungannya tersebut, mereka mengapresiasi kegiatan ekstrakurikuler yakni pembekalan budaya yang selama ini dilaksanakan di SD HKBP Balige.

“Kami tertarik dengan pembekalan budaya Batak yang diterapkan kepada anak didik di sekolah ini, seperti yang ditampilkan anak-anak tadi,” tutur M Komaruddin Spd Pengawas Dinas Pendidikan Kota Jayapura, didampingi Rizal Kasbun Sagala SPd Ketua K3S distrik Jayapura Selatan ketika diwawancarai di sela-sela kunjungan, Senin (28/3).

Menurut mereka, pembekalan dan pembinaan budaya lokal kepada anak-anak setingkat SD sangat bermanfaat. Membina anak sejak dini tentang budaya, menurutnya, adalah salah satu langkah untuk melestarikan kearifan budaya lokal yang cukup bernilai. Kemudian hal positif lainnya, pendidikan budaya secara langsung memberikan bimbingan moral terhdap anak.

Ternyata disini budaya daerah sangat dikembangkan. Anak-anak  bisa mengaplikasikan budaya daerah. Padahal di daerah lain mulai terkikis. Tapi di Balige masik kuat. Seperti kita ketahui, budaya lokal semakin terkikis dengan perkembangan zaman saat ini. Jadi pembekalan sejak dini kepada anak adalah salah satu langkah melestarikan budaya itu.

“Kemudian, budaya memberikan atau pendidikan moral dan membangun karakter anak. Kita ketahui belakangan ini, moral dan karakter anak semakin mengkhawatirkan,” terang M Komaruddin.

Diterangkan, kunjungan yang mereka lakukan berawal dari informasi melalui situs internet. Awalnya mereka mendapat informasi bahwa Balige adalah kota pelajar. Kemudian ditelusuri, ternyata ada SD Plus HKBP Balige yang memberikan layanan pendidikan berkualitas didaerah ini, sehingga di putuskan datang ke Balige.

“Dari Papua, hanya untuk melihat Kota Pelajar secara khusus SD Plus HKBP Balige. Hari ini kami kembali ke Medan. Besok langsung pulang lagi ke Papua,” katanya.

Diakuinya, dalam studi banding itu, hal lain yang mereka dapatkan adalah adanya program unggulan yang diterapkan di SD HKBP Balige.

“Tadi kami sudah mendengarkan paparan tentang sekolah ini. Program kelas unggulan dan sistem pendidikannya cukup bagus. Memang, tidak jauh beda dengan yang kami terapkan di Papua. Ada beberapa kesamaan. Sehingga kami tidak kesulitan untuk menerapkannya di Papua nanti,” paparnya.

Disinggung tentang pandangan mereka dengan budaya serta karakter orang Batak yang mereka temui di Balige, mereka mengaku terkesan dengan keramah-tamahan orang Batak.

“Orang Batak itu ramah, sekalipun baru kenal, sudah bisa langsung ramah.  Jadi, setelah datang kesini, kami lebih mengenal karakter dan sosial budaya masyarakat Batak. Banyak yang menarik yang kami lihat,” katanya.

Kunjungan guru-guru Papua itu diterima langsung oleh Ketua Yayasan HKBP Tobasa St Drs Laoranto Simanullang, didampingi Kepala UPT Balige Bosi Sianipar serta Kepala Sekolah St Pestaria Sianturi.

Mereka mengapresiasi kehadiran guru-guru Papua yang datang jauh-jauh hanya untuk melihat SD HKBP Balige. “Baru ini ada kunjungan dari Papua, kita apresiasi. Kita terbuka jika bertukar ilmu,” kata Bosi Sianipar.

Diterangkan, yang diunggulkan di sekolah itu adalah cara belajar dan mengajar siswa yang mandiri. Sistem pembelajaran yang terinteraksi antara guru dan siswa. Siswa lebih aktif dalam proses belajar.

St Drs Laoranto Simanullang juga membenarkan hal itu. Katanya, SD Plus yang di kelola selama sejak 4 tahun lalu itu dididik oleh guru-guru hasil seleksi oleh BPP HKBP, Praeses dan pengurus yayasan, sehingga memberikan jaminan mutu pendidikan disekolah itu. (mcttobasa/stb/ft)