Balige, MCTobasa – Tantangan dunia pendidikan di era globalisasi saat ini semakin berat. Kota Balige yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Dari dulu, kota ini dikenal sebagai Kota Pelajar juga harus siap dan mempersiapkan diri menghadapinya dengan berbagai konsep pendidikan.
Hal itu disampaikan Bupati Tobasa Darwin Siagian yang diwawancarai usai mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2016 tingkat Kabupaten Tobasa yang digelar di Lapangan Sisingamangaraja, Balige, Senin, (2/5).
“Pertama, bahwa Tobasa dulu dikenal sebagai daerah pendidikan, sebagai lumbung ilmu yang telah banyak menghasilkan sumber daya manusia yang handal. Sekarang ini, kita harapkan bagaimana mengembalikan nama baik itu.
Menciptakan pelajar yang mampu bersaing. Itu sangat kita seriusi, sebagaimana visi misi kita (Bupati, red) mewujudkan Tobasa Cerdas. Mencerdaskan melalui sector pendidikan,” tutur Bupati Darwin Siagian yang juga merupakan alumni salah satu sekolah SMA di Balige itu.
Menurutnya, banyak cara yang akan ditempuh. Salah satunya dengan membentuk kelas-kelas unggulan ditiap sekolah. “Kedepan, kita bukan hanya mengandalkan pelajar dari Yasop dan DEL. Namun harus bisa pelajar diluar itu berada sejajar melalui kelas-kelas unggulan itu,” Terangnya yang saat itu didampingi Sekda Drs Audi Murphy Sitorus dan Kadis Pendidikan Drs Lalo H Simanjuntak.
Disinggung tentang kondisi pendidikan Tobasa saat ini, Lalo SImanjuntak sebagai kepala dinas menjelaskan bahwa untuk tingkat Nasional, Tobasa tidak terlalu di bawah. Namun belum memuaskan. “Seperti saat ini, siswa dari Tobasa bisa menjadi duta Sumatera Utara untuk tingkat nasional. Hal ini termasuk prestasi, dimana kita bisa menjadi perwakilan dari 33 Kabupaten Kota Se-Sumut dalam olimpiade Sain. Ada dua orang siswa SD, 1 dari SD Gurgur, dan satu lagi dari SD Tambunan. Kemudian 3 orang dari tingkat SMA. Mereka akan diberangkatkan untuk turut bertanding tanggal 12 ini di Palembang,” terang Kadisdik.
Upacara kali ini sedikit berbeda dengan upacara-upacara sebelumnya, dimana seluruh peserta mengenakan ulos, termasuk Bupati, Wakil bupati Ir Hulman Sitorus, para pejabat yang hadir, serta seluruh siswa yang mengikuti upacara. Menurut Darwin, penggunaan ulos saat upacara itu merupakan instruksi dari kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Selain instruksi untuk mengenakan pakaian adat, ada hal positif lainnya dengan pengenaan ulos kali ini. Dimana memang kita dibiasakan untuk mencintai budaya kita. Seperti penggunaan ulos dalam upacara hari ini,”ujarnya.
Harapannya, para siswa dan kita sendiri lebih berbuya dan mencintai budaya kita. Hal ini juga ada hubungannya dengan pariwisata kita nanti. Ketika Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba terwujud, yang kita jual adalah budaya. Jadi mental masyarakat kita harus siap menyongsong era destinasi budaya itu. (mc.tobasa/stb/ft)