Balige, Sejak tahun 60-an Kota Balige Kabupaten Toba Samosir sudah mempunyai industri pabrik sarung tenun (Mandar Balige), yang memiliki banyak fungsi untuk digunakan di antaranya dapat digunakan masyarakat sebagai kain bedong (pembungkus bayi) dan pakaian sholat.
Hasil pantauan reporter MC Toba Samosir, Jumat (6/6), hingga saat ini masih terdapat sepuluh unit pabrik industri sarung tenun di Balige, di antaranya Parni Jaya Text di jalan Haumabange Kecamatan Balige, yang dimiliki oleh Henri Siahaan.
Henri Siahaan mengatakan, usaha ini sudah ada sejak tahun enam puluhan yang dulunya ditekuni orang tuanya, dimana pengerjaannya masih dengan cara manual (ditonun:toba).
“Tonunan (pabrik tenun) milik orang tua saya, kemudian diwariskan kepada saya sejak tahun 1976 hingga sekarang, sementara proses pengerjaannya sudah menggunakan mesin tenaga listrik sehingga mampu memproduksi kain tenun 500 lembar perhari,” kata Henri.
Keunikan Sarung Tenun Balige, kata Henri, adalah memiliki banyak fungsi untuk digunakan di antaranya dapat digunakan masyarakat sebagai kain bedong (pembungkus bayi) dan pakaian sholat.
“Bahkan saat ini dapat digunakan warga sebagai pakaian nasional (kebaya), taplak meja, gorden pintu/jendela, dan sarung bantal,” ujar Henri Siahaan.
Sarung Tenun Balige merupakan hasil karya kreativitas penduduk Balige dari jaman dahulu hingga sekarang dan satu-satunya daerah industri penghasil Mandar Balige
“Mandar Balige (Kain Sarung Balige) merupakan produksi lokal daerah dengan kualitas ekspor Internasional,” katanya.
Pemasaran kain tenun Balige ini, sudah tersebar ke seluruh pasar tradisional di Sumatera Utara, Aceh, Padang, dan Pulau Jawa dengan produksi perharinya sebanyak 400 kodi.
Sementara corak/motif dari sarung tenun Balige ini sangat variatif sesuai dengan kebutuhan pasar dan dijamin tidak luntur dan tahan lama. (mctobasa/sesmontb/uli/