Balige, Bupati Toba Samosir (Tobasa) Ir. Darwin Siagian mengatakan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) yang dilaksanakan di Balige Minggu (21/8), adalah anugrah yang tidak disangka, karena KKPDT ini sebelumnya direncanakan dilaksanakan di Palembang.
“Ini benar-benar anugrah bagi Kabupaten Tobasa. Meskipun masyarakat yang hadir sudah diluar perhitungan, KKPDT dapat berjalan baik,” kata Darwin pada Konfrensi Pers di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Selasa (23/8).
Untuk itu pihaknya menyampaikan terimakasih kepada masyarakatnya atas partipasinya mensukseskan KKPDT. Kepada aparat keamanan yang menjaga ketertiban dan keamanan, Pers yang meliput, khususnya kepada Presiden Joko Widodo, Ibu negara Iriana, para menteri dan rombongan dan Gubsu yang ikut dalam iringan karnaval.
“Jika ada kesalahan dan kekurangan panitia dalam pelayanan, kami memohon maaf. Marilah kita ambil hikmah karnaval tersebut. Dan mari kita jadikan karnaval itu sebagai start membangun Danau Toba menjadi tujuan wisata nasional,” imbuhnya.
Darwin menjelaskan, anggaran karnaval tersebut seluruhnya ditanggung Pemerintah Pusat. Dari mulai akomodasi Presiden dan ibu negara, para menteri dan rombongan, Paspampres, penginapan Presiden di Hotel Sere Nauli Laguboti, pembuatan panggung konser Judika dkk ditanggung pemerintah pusat.
“Support dari Pemkab Tobasa hanya snack, makan panitia saat persiapan, makan aparat keamanan, persiapan rumah jabatan, ulos dan talitali. Itu saja yang ditanggung Pemkab Tobasa. Jadi tidak ada anggaran makan bagi peserta karnaval kita sediakan,” katanya.
Ia menyebutkan jumlah sihunti tandok mencapai 1.500 dari sebelumnya direncanakan 700 orang. Jumlah peserta karnaval kurang lebih 6.108 orang, diluar masyarakat yang hadir menyaksikan acara tersebut.
Soal sambutan Presiden yang mengatakan karnaval harus menjadi agenda tahunan, Bupati Darwin belum bisa berkomentar. “Kami belum bisa mengomentari itu, karena kami tidak tahu apakah karnaval dilaksanakan di Tobasa setiap tahun atau sistimnya rotasi.
Misalnya tahun ini di Balige, tahun depan di kabupaten lain. Jadi kami belum tahu dan belum bisa berkomentar akan hal itu, dan lagi tak mungkin dilakukan di Tobasa setiap tahun,” katanya.
Karnaval tidak hanya dalam rangka memperingati HUT RI ke-71, tetapi juga bertujuan memperkenalkan Danau Toba sebagai destinasi wisata nasional. Menanggapi pertanyaan itu, Bupati mengatakan pihaknya akan melakukan berbagai program pembangunan untuk mewujudkan daerah itu sebagai tujuan wisata.
“Peraturan tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Danau Toba memang sudah diterbitkan, tetapi badan pelaksananya belum dibentuk, personilnya belum ada. Jadi tugas kita masih mensosialisasikan ke masyarakat, karena ternyata membangun parawisata membutuhkan dukungan masyarakat,” katanya.
Memang objek wisata yang spesifik di daerah itu belum ada, dan itu diakui Bupati Darwin. Untuk itu dikatakan pihaknya sedang intens membahas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah itu.
Karena dengan adanya RTRW, pihaknya dapat mengetahui dimana objek wisata yang bisa ditata. Selain itu pihaknya juga sedang menggodok Rencana Detail Tata Ruang (RDTL) Balige, dimana rencananya akan difinalisasi September mendatang.
Jika RTRW dan RDTL ini selesai nanti, kita sudah bisa menata lokasi-lokasi yang potensial sebagai objek wisata. Misal, Balairung Balige akan kita tata dan kembalikan ke fungsi semula. Karena menurut informasi, balairung itu dibangun 1938 bukan untuk tempat jualan, tapi tempat pengrajin tenun dan partukkoan.
Jadi kita akan kembalikan ke fungsi semula sehingga menjadi objek wisata. Jalan menuju objek wisata Lumban Bulbul juga akan diperlebar, jalan Balige Bypass akan dibangun oleh Balai Besar Jalan Nasional Wil. I Sumut.
“Jika tidak salah, rencananya, November nanti akan ditenderkan. Demikian halnya jalan ke objek wisata di Parparean. Itulah sebahagian PR kita dalam rangka mewujudkan Tobasa sebagai tujuan wisata,” kata Bupati. (BidangKominfo/stb/edu)