Balige, MCTobasa – Kopi hasil racikan masyarakat Tobasa yang tergabung dalam kelompok “Kopitta Tampahan” mulai masuk pasar, dan siap bersaing dengan produk lain yang biasa dikonsumsi penikmat kopi di cafe-café.
Pemasaran perdananya, dilakukan di peringatan hari jadi ke-16 tahun 2015 Kabupaten Tobasa di lapangan Sisingamangaraja XII, Balige.
Sejak peringatan hari jadi Kabupaten Tobasa resmi dibuka Bupati Pandapotan Kasmin Simanjuntak, pengunjung yang sudah menikmati kopi racikan kelompok masyarakat binaan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi ini, sudah mencapai hampir seribuan orang.
“Jumlah penikmat ini masih tiga hari terakhir. Menurut kami ini sangat luar biasa, padahal baru ini kali pertama pemasaran, setelah kami mendapat pelatihan dari Dinas Perindagkop Tobasa bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian RI Desember 2014,” kata Mardina Napitupulu (33) dan didampingi rekan kerjanya Taruli Simanjuntak (41) di sela-sela kesibukannya menyajikan kopi permintaan para penikmat kopi, Minggu (8/3).
Diterangkannya kopi yang yang disajikan kelompok “kopitta Tampahan” di stand pameran pembangunan HUT ke-16, masih 4 jenis produk dengan rasa dan harga berbeda, yakni Kopi Espressod Susu Cream Rp. 10.000 per gelas, Kopi Ice Blend Rp10.000 per gelas, Kopi Tubruk (Turkish) Rp5.000 per gelas, dan Kopi Espresso (black coffe) Rp5.000 per gelas. Meskipun diakui kopi yang sudah mereka racik sudah lebih itu.
“Sebenarnya sudah lebih dari 4 jenis kopi yang kami racik, dengan rasa berbeda satu sama lain. Hanya saja pada HUT Tobasa ini, masih yang 4 jenis ini kami tawarkan ke konsumen. Mudah-mudahan ke depan jenis lainnya sudah bisa kami pasarkan,” katanya.
Kepala Dinas Perindagkop Marsarasi Simanjuntak SP, melihat kelompok masyarakat Kopitta Tampahan menerapkan ilmu yang diterimanya pada waktu pelatihan, dalam kenyataan, ia bangga. Karena kelompok ini dilatih Dinas Perindagkop hanya 5 hari, di Hotel Sere Nauli Laguboti.
Diterangkannya, saat pelatihan, peserta tidak hanya dilatih menjadi pengusaha baru, tapi juga diberi bantuan peralatan pengolahan kopi satu set berupa Roasting (penggonseng), Grinder (penggiling), Espresso Grinder (pengatur halus kasar), French Press (pemeras), cangkir berikut sendok, dan lainnya.
Menurutnya, baru kelompok Kopitta Tampahan ini satu satunya di daerahnya peracik kopi yang siap saji, selebihnya masih tradisional.
Oleh sebab itu Marsarasi, mengatakan prospek usaha kelompok Kopitta Tampahan ini sangat terbuka dan cerah, apalagi mengingat rasanya yang memiliki ciri khas. “Kita pun selaku Pembina, akan terus berupaya membantu pengembangan ke depan, sehingga masyarakat Tobasa tidak perlu lagi mengkonsumsi hasil produk lain, dan tentu usaha ini akan meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat,” katanya.
Ditambahkannya, ia yakin usaha kelompok Kopitta Tampahan akan berkembang, karena bahan baku dari minuman kopi ini sangat mudah di dapat. Apalagi kopi Tobasa, memiliki aroma yang khas, harum dan wangi serta berkualitas tinggi. Karena ditanam pada ketinggian sesuai pertanian kopi yaitu 900 – 1.200 meter diatas permukaan laut. (mctobasa/sesmontb/edu)