Balige, mctobasa – Kementerian Perindustrian, melalui Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Wilayah I bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Tobasa, memberikan Pelatihan Teknis Produksi IKM Pengolahan Kopi.
Pelatihan diberikan kepada 20 orang warga masyarakat usia produktif, bertempat di ruang pertemuan Hotel Sere Nauli Laguboti selama lima hari, mulai Senin (2/12) hingga Sabtu (6/12) mendatang.
Ke-20 peserta tersebut direkrut dari Kecamatan Habinsaran dan Kecamatan Tampahan. Jumlahnya variatif, dari Habinsaran 15 orang, dari Tampahan 5 orang.
Kepala Dinas Perindagkop Marsarasi Simanjuntak, didampingi Kepala Bidang Perindustrian Anggiat Sinaga mengatakan, alasan perekrutan dilakukan hanya dari Habinsaran dan Tampahan, karena kedua kecamatan itu dinilai merupakan sentra produksi kopi di daerah itu.
Luas lahan pertanian kopi di Habinsaran mencapai kurang lebih 1.000 hektare, dengan hasil produksi rata-rata 1.288 ton per tahun. Sedangkan di Kecamatan Tampahan luasnya mencapai 194 ha.
“Ini yang menjadi alasan kita merekrut peserta dari Habinsaran dan Tampahan, karena kedua kecamatan ini kami nilai merupakan daerah sentra produksi kopi di Kabupaten Toba Samosir,” katanya.
Sementara mengenai pelatihan, Marsarasi mengatakan, ini salah satu upaya Kementerian Perindustrian dalam membekali warga masyarakat untuk mengembangkan IKM secara khusus dibidang pengolahan kopi.
Karena kopi yang selama ini dikonsumsi warga masyarakat secara sederhana, katanya, dapat diolah dalam berbagai produk dengan rasa tersendiri.
Itu tujuan pelatihan teknis produksi IKM pengolahan kopi ini. Dan bilamana nantinya peserta sudah selesai mengikuti pelatihan dan telah mampu mengimplementasikan ilmunya dengan menghasilkan produk.
“Tahun depan kami akan mengajukan program pengadaan alat-alat pengolahan kopi sebagai tindaklanjut dari pelatihan ini, sehingga peserta dapat memproduksi kopi dalam berbagai jenis produk, dengan kemasan dan rasa tersendiri,” katanya.
Untuk mendukung pelatihan ini, pihak Ditjen IKM Wilayah I, diwakili Yamin, didampingi instruktur/pelatih Yosep A Torry Osa dan Bahari Dantori, menyediakan ada 3 set peralatan. Yosep A Torry mengatakan peralatan ini untuk menunjang praktek peserta.
Menurut Kadis Perindagkop Marsarasi setelah pelatihan selesai akan diserahkan kepada peserta. Itu sebabnya, ia membagi peserta menjadi 3 kelompok, agar masing-masing kelompok dapat memperoleh 1 set peralatan dimaksud.
Sebelum pelatihan dimulai, Yosep terlebih dulu memberikan motivasi kepada peserta. Katanya modal dasar dalam suatu bentuk bidang usaha, peserta harus memiliki niat atau kemauan, kreatifitas, inisiatif, berpikir positif dan modal.
Kemudian untuk mencapai keberhasilan dalam berusaha, peserta juga harus mendalami ilmu managemen, pengetahuan produk, menguasai metode proses produksi, tata hidangan makanan dan miniman dan pelayanan tamu serta ilmu pengetahuan lainnya yang mendukung berkembangnya usaha.
“Ini harus kita ketahui dan pahami terlebih dahulu, sebab ini tidak terlepas dari kesiapan mental dan karakter kita untuk memulainya,” ujarnya.
Disamping itu, setelah pelatihan selesai, peserta harus mampu berinovasi dan berkratifitas, sehingga yang dihasilkan nantinya bisa beragam jenis produk, terutama rasa, supaya mampu bersaing dengan produk daerah lain.
“Ini harapan kami. Bila ini tercapai, hasilnya akan luar biasa, dan peluang untuk berwirausaha akan terbuka lebar. Karena dari satu biji kopi, bisa dihasilkan 50 rasa. Nanti kita buktikan,” katanya disambut aplaus peserta. (mctobasa/sesmontb/edu)