Balige, McTobasa, – Kadis Pertanian Tobasa Jonni Hutajulu SP menilai bahwa solusi permasalah limbah yang sudah berulang kali ini adalah dengan cara mengganti ternak. Caranya, pihak perusahaan harus mampu merangkul seluruh masyarakat sekitar perusahaan untuk meninggalkan ternak yang hidup di air. Bila dibutuhkan, pemerintah sendiri akan siap mendukung.
Dalam mencari solusi itu, menurutnya ada beberapa aspek penting yang mesti dipertimbangkan dalam hal ini, yakni perusahaan, petani Ubi, dan nasib peternak ikan yang menjadi korban.
“Kita akui sejak berdirinya perusahaan Tapioka berdampak baik kepada perkembangan perekonomian masyarakat. Kemudian, membatu perekonomian petani Ubi yang belakangan ini sudah cukup banyak menekuninya di daerah Tobasa. Namun disamping itu, peternak ikan yang menjadi korban. Sehingga win-win solution adalah penggantian ternak ikan dengan ternak lainnya, seperti bebek, babi, dan lainnya” terang Joni Hutajulu menerangkan.
Namun demikian, lanjut Joni, penggantian ternak dimaksud juga harus ada kontribusi yang didapat masyarakat dari perusahaan. Seperti bantuan bibit ternak dan subsidi ampas (sisa pengolahan pabrik) kepada para peternak. Namun tetap menjaga baku mutu limbah, sebab tidak tertutup kemungkinan bila tanpa pengelolaan limbah yang baik dapat berpengarus kepada pertanian dan juga keberadaan ikan di Danau Toba. Hal inilah yang kita harapkan dilakukan perusahaan kepada masyarakat disekitarnya agar hal yang sama jangan terulang lagi. Kami siap membantu,” paparnya.
Tentang matinya ternak ikan, pihaknya menilai bahwa diindikasi hal itu terjadi akibat limbah pengolahan pabrik. “Sudah ada hasil laboratorium dari Medan. Hasilnya diindikasi matinya ikan akibat limbah. Mengapa hal itu terjadi, banyak kemungkinan,” paparnya.
Tantang keberadaan perusahaan, Kepala Bappeda James Silaban juga mengakui bahwa perusahaan tersebut banyak membantu pertubuhan ekonomi masyarakat khususnya petani Ubi. Hal itu juga terbukti dengan banyaknya petani ubi belakangan ini. Kemudian sejak berdirinya perusahaan, lahan tidur yang selama ini tidak berfungsi dapat dimaksimalkan. Namun demikian, bila masalah limbah ini belum juga mendapat solusi yang baik, tentunya berpengaruh kepada peternak ikan.
“Berdirinya perusahaan itu kita dukung. Sebab, perusahaan dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat petani ubi. Namun bagaiaman dengan petani ikan. Hal ini perlku menjadi bahan pertimbangan. Intinya, bagaimanan perusahaan mampu mengatasi masalah ini. Mencari solusi yang terbaik, baik bagi petani ubi dan juga petani ikan,” tandasnya. (mctobasa/sesmontb/ft)