Balige, Belakangan ini, debit air Danau Toba terus berkurang. Menurut catatan awak media ini, Minggu (30/10), penurunan diperkirakan mencapai 2,5 Meter. Kondisi ini diyakini akibat kemarau panjang yang terus berkelanjutan dikawasan pinggiran Danau Toba.
“Kondisi ini ditanggapi serius oleh Kepala Dinas Perhubunguan dan Kominfo Kab. Toba Samosir Ir. Pargaulan Sianipar, bahwa kita perkirakan terjadi penurunan debit air Danau Toba mencapai 2,5 Meter dari sebelumnya. Kondisi itu sangat menganggu aktifitas pengangkutan danau, yakni pada dermaga yang ada diwilayah Tobasa tidak berfungsi dengan baik. Kapal-kapal tidak bisa lagi bersandar didermaga
Diyakininya, kondisi itu terjadi akibat kemarau panjang didaerah itu yang sudah berlangsung sejak Januari lalu. “Sejak Januari, lebih panjang musim kemaraunya. Jarang hujan. Seingat saya, baru kali ini kondisi separah ini terjadi di Danau Toba,” paparnya.
Kondisi itu juga berdampak pada sektor pariwisata pantai. Seperti pantauan di pantai Lumban Bulbul di Balige, pendangkalan bibir pantai mencapai 10 hingga 20 meter. “Sudah ada 20 meter pantai ini surut,” ujar boru Simangunsong, pedagang di pantai Lumban Bulbul sambari mengaku kondisi itu mengurangi kenyamanan pengunjung.
Bukan itu saja, kemarau juga sangat mempengaruhi penghasilan petani didaerah itu. Lahan perkebunan khususnya perkebunan darat, seperti Kopi, Andaliman, Jahe, Kunyit, Coklat, Kentang, Cabe, Tomat dan tanaman lainnya pada umumnya gagal panen. Kemudian banyak lahan perkebunan yang tidak dapat diolah akibat minimnya sumber air. (BidangKominfo/stb/ft)