Balige, Untuk menyongsong pembangunan kawasan danau toba menjadi destinasi wisata nasional, khususnya kepariwisataan di Kabupaten Toba Samosir, seluruh elemen masyarakat dituntut berperan aktif melakukan tindakan-tindakan nyata. Hal itu seperti dilakukan Organisasi Peduli Rakyat Tanah Batak (Opera Batak) yang pengurusnya mayoritas kaum hawa.
Mei 2016 lalu baru didirikan, mereka sudah melakukan tindakan nyata lewat kegiatan gootong royong, membersihkan ruas jalan di ibukota Tobasa, yakni Balige, Kamis (4/8). Seperti Jalan TD Pardede, Jalan DI Panjaitan dan Jalan Sisingamangaraja, dibersihkan dari sampah dengan menggunakan peralatan seadanya.
“Inilah karya nyata Opera Batak kali pertama, setelah didirikan bulan Mei 2016 lalu. Meskipun umurnya baru satu bulan lebih, kami sudah langsung menunjukkan identitas Opera Batak. Karena organisasi ini didirikan dari niat tulus, ikut membantu pemerintah dalam membangun Kabupaten Toba Samosir,” kata Sekretaris Opera Batak, Friska Pardede, didampingi Paulina Siahaan dan Denitya Hutagaol saat rehat sejenak di bundaran Balige.
Dikatakannya, gotong royong itu adalah amanah organisasi Opera Batak. “Tapi disamping itu, kami ingin merangsang masyarakat lainnya untuk ikut dan aktif berpartisipasi membangun Toba Samosir. Karena untuk membangun daerah ini, pemerintah daerah membutuhkan dukungan masyarakat,” katanya.
Menurutnya, organisasi Opera Batak akan terus berkarya, dan karya itu dilakukan sebagai wujud dukungan mereka terhadap pemerintah setempat dalam membangun daerah itu. “Saat ini kami sudah terbentuk di tujuh kecamatan dan perwakilan ke tujuh kecamatan turut hadir bergotong royong di Balige,” ujarnya penuh semangat.
Menurut amatan wartawan disaat rehat, pengurus dan anggota organisasi Opera Batak ini mayoritas kaum hawa. “Kaum adam, hanya sebagian menjadi pengurus. Ketua Opera Batak ini Nelly Manurung, Friska Pardede dan Bendahara Paulina Siahaan,” katanya.
Pengurus Opera Batak disusun demikian, karena mereka ingin tampil beda dari organisasi lainnya yang ada di daerah ini. “Kalau kita melihat Organisasi Kemasyarakat Pemuda (Ormas), Organisasi Kepemudaan (OKP) dan lainnya, maka pengurus inti rata-rata adalah kaum adam,namun kami tidak demikian. Pengurus inti semuanya perempuan,” katanya. (Bidang Kominfo / stb/edu)