Balige, mctobasa – Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan bersama KSPPM Kelompok Studi dan Pengembangan Prakara Masyarakat (KSPPM) Toba Samosir mencanangkan Program Pertanian Selaras Alam (PSA), dalam upaya mengurangi dampak negatif penggunaan penerapan teknologi tinggi bidang pertanian.
Pencanangan tersebut, dilakukan melalui Rapat Koordinasi di Kantor Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Jl. AB. Silalahi Komplek Perkantoran Simanjalo, Balige, Jumat (16/5).
Bupati Toba Samosir, Pandapotan Kasmin Simanjuntak yang diwakili Kadis Pertanian, Peternakan dan Perikanan Joni Hutajulu, SP, mengatakan bahwa pencanangan program PSA bertujuan untuk mengkampanyekan kepada petani untuk tidak menggunakan pestisida tanpa kimia syntetis.
Langkah tersebut, dimaksudkan agar para petani dapat menghasilkan pangan yang aman untuk dikonsumsi dan secara langsung menjaga keseimbangan ekosistem alam.
Bupati dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Joni Hutajulu, mengemukakan bahwa program PSA akan disosialisasikan kepada masyarakat petani dengan melakukan percontohan menanam berbagai jenis tanaman dengan menggunakan 5.000 polibek.
“Kita akan tunjukkan kepada masyarakat melalui bukti nyata, sehingga pemahaman masyarakat tidak cukup dengan penyuluhan saja tetapi kita tunjukkan kepada mereka hasilnya, sehingga diharapkan para petani akan percaya,” tegas Bupati Pandapotan.
Sementara Kadis Pertanian, Peternakan dan Perikanan Joni Hutajulu, SP mengatakan penggunaan kimia syntetis pada tanaman melalui penggunaan pupuk organik, dan pestisida organik hanya untuk merangsang tumbuhan dan memaksa penyerapan unsur hara tanah.
“Sehingga dikawatirkan dapat merusak ekosistem alam, dan pada gilirannya akan menghasilkan pangan yang tidak aman untuk dikonsumsi,” katanya.
Joni Hutajulu mengatakan hama kresek yang menyerang puluhan hektare lahan persawahan di Kabupaten Toba Samosir baru-baru ini, disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetetis.
Penggunaan bahan kimia secara berkelanjutan dengan varietas bibit yang sama menyebabkan benih melemah dari musim ke musim, sehingga hama kresek akan menyerang tanaman.
“Hama kresek sangat membahayakan, karena hama tersebut proses perkembangbiakannya sangat cepat dan berpindah-pindah, sementara jika dibiarkan akan mengalami gagal panen (puso),” kata Joni.
Di akhir rapat, Joni Hutajulu mengatakan, mengingat banyaknya tanaman padi yang saat ini diserang hama kresek, maka langkah preventif yang kita disarankan melakukan penyemprotan dengan obat tribac dan untuk memutus siklus perkembangbiakan hama tersebut disarankan mengganti benih. (mc tobasa/toeb)
“Obat Tribac (pestisida organic) dapat mengatasi masalah hama kresek dengan melakukan pola tanam serentak dan mengganti benih varietas sehingga dapat memutus siklus perkembangbiakan hama kresek”, tegas Joni. (mctobasa/sesmontb/