Balige, Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) menggelar Acara Peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Kabupaten Tobasa secara sederhana bertempat Lapangan Kantor Bupati Tobasa, Kamis (29/9).
Dalam laporan Ketua Panitia Pelaksana, dr. Pontas Batubara, M.Kes yang juga selaku Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana (BPPAKB) Kabupaten Tobasa, mengatakan bahwa pelaksanaan Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2016 dilaksanakan dengan thema “Akhiri Kekerasan Terhadap Anak”.
Sasaran kegiatan tersebut adalah agar seluruh komponen Bangsa Indonesia, yakni Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga dan orang tua secara bersama-sama mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak, termasuk pencegahan dan pemberantasan berbagai bentuk kekerasan terhadap anak.
Kemudian menggugah dan meningkatkan kesadaran seluruh komponen bahwa anak merupakan generasi penerus cita-cita dan perjuangan bangsa. Oleh karena itu, kepada anak perlu dibekali dengan iman, kepribadian, kecerdasan, keterampilan, jiwa dan semangat kebangsaan serta kesegaran jasmani, agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yangs ehat, cerdas, ceria, beraklak mulia dan cinta tanah air.
“Tujuan kegiatan ini, untuk menumbuhkan kepedulian, kesadaran dan peran aktif setiap individu, keluarga, masyarakat, dunia usaha, pemerintah dan Negara dalam menciptakan lingkungan yang berkualitas untuk mengakhiri kekerasan pada anak,” tandasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Tobasa Ir. Hulman Sitorus beserta para pimpinan SKPD, Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian, Wakil Ketua DPRD Tobasa Tony M Simanjuntak, serta sejumlah perwakilan pelajar mulai dari TK, SD< SMP dan SMA se Tobasa.
Ada berbagai kegiatan yang digelar, seperti pertemuan forum anak, penguatan dan periodisasi kepengurursan forum Anak Nasional, Jambore anak, lomba balita bercerita, lomba menggambar tingkat SD, lomba puisi tingkat SMP, dan lomba pidato tingkat SMA/SMK.
Dalam kesempatan itu, Angelina Tampubolon (16), siswa SMKN 1 Habinsaran dalam lomba pidato tingkat pelajar dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Tobasa mengatakan bahwa belakangan ini pernikahan di usia remaja sudah sering terjadi, padahal pada umumnya pernikahan itu berdampak buruk.
“Masa depan terabaikan, beresiko terhadap kesehatan, bahkan rentan berujung pada perceraian akibat kurang dewasanya dalam membangun dan mempertahankan sebuah rumah tangganya”
Peraih juara satu lomba pidato itu mengajak agar generasi muda Tobasa menghindari pernikahan dini. Menurutnya, remaja yang terlibat pernikahan dini dianggap sebagai sebuah kelalian yang akhirnya berujung pada keterpaksaan membangun dan mempertahankan sebuah rumah tangga. Padahal selayaknya seorang remaja menimba ilmu dan meniti karir untuk masa depan yang lebih baik.
“Bagimana kita generasi Tobasa. Mari katakan tidak untuk pernikahan dini,” katanya. (BidangKominfo/stb/ft)