Balige, MCTobasa – Sejumlah petani warga Kecamatan Balige, Tobasa, mendatangi mendatangi kator DPRD Tobasa, Rabu (12/2), untuk memperhatikan kondisi lahan persawahannya yang mengering sejak irigasi Silambanua yang berada di Desa Bonandolok III, Kecamatan Balige Jumat (6/2) kemarin tertimbun longsor.
“Kalau seminggu lagi irigasi Silambanua tidak berfungsi, sawah kami pasti akan hancur,” tutur M Hutagaol (67), salah satu perwakilan petani di hadapan Wakil Ketua DPRD Tobasa Asmadi Lubis didampingi beberapa anggota dewan lainnya, di ruang rapat DPRD Tobasa, Rabu (12/2).
Diakuinya, setelah kejadian, Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Tobasa langsung turun ke lokasi dengan membawa alat berat. Bersama dengan warga, secara bergotongroyong membersihkan material longsor. Sayangnya, perbaikan yang dilakukan masih gantung, sehingga sampai saat ini pengairan belum bisa difungsikan.
“Kami berharap agar Bapak-bapak anggota Dewan membantu kami. Irigasi itu harus secepatnya berfungsi. Kalau tidak, kami tak makan,” katanya.
Menaggapi hal itu, DPRD Tobasa berjanji akan segera turun ke lapangan melihat kondisi itu secara langsung. Kemudian dijanjikan juga akan secepatnya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk realisasi perbaikan irigasi itu secepatnya.
Usai pertemuan itu, beberapa anggota DPRD Tobasa turun melakukan peninjauan, di antaranya Wakil Ketua Asmadi Lubis SH MKn, Drs Sahala Tampubolon,St Sabaruddin Tambunan AMd, Winner Sinambela SH, Tonny M Simanjuntak SE, dan Usden Sianipar ST. Turut hadir Kabid Pengairan Dinas PU Piter Pangaribuan dan beberapa perwakilan dari Dinas Pertanian.
Di hadapan sejumlah warga yang hadir saat kunjungan itu, Asmadi Lubis meminta penjelasan dari Dinas PU terkait rencana perbaikan yang akan dilakukan. Lalu Piter Pangaribuan mempertegas bahwa akan segera diakukan perbaikan irigasi secepatnya.
“Kita usahakan secepatnya. Kami harap para petani bisa bersabar, target kita seminggu atau 10 hari masa pengerjaannya. Sebab, akan dilakukan secara permanen. Kami usahakan, besok sudah mulai dikerjakan, dan hari ini material bangunan sudah masuk,” kata Piter kepada para petani dihadapan anggota Dewan yang hadir.
Piter sendiri yang diwawancarai terpisah menerangkan, bahwa begitu kejadian, esok harinya pihaknya dari Dins PU langsung turun. Dimana di lokasi yang sama, ada dua jalur irigasi yang longsor. Satu saluran sudah berhasil diperbaiki, namun saluran satunya lagi mengalami rusak parah. Sehingga harus dibangun kembali secara permanen.
“Yang akan kita kerjakan, sepanjang 100 meter, dengan lebar 2 meter. Anggarannya diusulkan dari dana taktis Bupati Tobasa yang merupakan bantuan tidak terduga sebesar Rp 200 juta,” katanya.
Diakuinya, irigasi yang saat ini tidak berfungsi memang benar-benar dibutuhkan masyarakat banyak. Sebab, peruntukannya untuk mengairi seluas 910 ha lahan persawahan yang berada di 13 desa, yakni 13 desa di Kecamatan Balige, dan 3 desa di Kecamatan Laguboti.
Pantauan di lapangan, sejumlah lahan persawahan tampak mengering. Dikawatirkan, jika tidak secepatnya dapat pengairan, maka ratusan hektar padi akan gagal panen. (mctobasa/sesmontb/ft)