Balige, MCTobasa – Museum Batak TB Silalahi Center kembali menggelar pesta budaya Batak Tahun 2015 bertempat di lapangan Museum TB. Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sabtu (11/7), dalam rangka melestarikan budaya Batak.
Ketua pelaksana kegiatan Masrina Silalahi dalam laporannya menyampaikan, pesta budaya itu merupakan kegiatan tahunan Museum Batak TB Silalahi Center, dan kegiatan tahun 2015 ini merupakan yang ketujuh kalinya digelar.
Digelarnya, pesta budaya ini dimaksudkan untuk melestarikan budaya Batak dan sekaligus sebagai upaya menumbuhkembangkan kecintaan terhadap budaya Batak secara khusus buat generasi muda. Perayaan tahun ini mengambil thema “Lestarikan Budaya Batak, Suarakan Geopark Kaldera Toba (GKT)”, katanya.
Menurutnya, GKT berkaitan erat dengan budaya, “Kami telah mendengar isu Geopark Kaldera Toba melalui Pemerintah, media, dan sosialisasi di masyarakat yang begitu gencar dilakukan, bahkan saat ini sedang dalam tahapan penelitian dari GGN-Unesco,” kata Masrina Silalahi.
“Kita mengharapkan kelak melalui GKT, industri pariwisata khususnya di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) lebih berkembang, yang pada akhirnya dapat menggerakkan perekonomian masyarakat,” kata Masrina.
Sementara Sekretaris Daerah Toba Samosir Drs. Audi Murphy Sitorus, SH., M.Si mewakili Bupati Toba Samosir memberikan apresiasi atas terlaksananya pesta budaya yang diselenggarakan Museum TBS Center dibawah asuhan Dr. TB. Silalahi tersebut.
Pemerintah menilai bahwa Museum Batak dan Pesta budaya itu merupakan kegiatan yang sangat penting untuk didukung.
”Pemerintah Kabupaten Tobasa mengapresiasiasi dan mendukung sepenuhnya kegiatan pesta budaya yang diadakan oleh TB Silalahi Center ini, karena kegiatan ini adalah salah satu pembangunan karakter manusia seutuhnya dan melestarikan Budaya Batak itu sendiri,” kata Murphy..
Sebelumnya, tamu dari Wesley Hill (USA) dan Setsuya Nakada (Japan) dari CGN -Unesco yang hadir di acara itu, disambut dan diulosi oleh Yayasan TB Silalahi Center dan Pemerintah Tobasa.
Wesly Hill mengatakan kekagumannya akan musium TB Silallahi Center. Museum yang indah namun saya tak dapat mengerti tentang benda pusaka tersebut, karena tidak ada keterangannya dalam bahasa Inggris. “Mudah-mudahan dapat dibuat nantinya disana,” demikian ditulisnya dalam Bahasa Inggris pada daftar buku tamu.
Sementara Setsuya Nakada menulis dalam buku tamu bahwa museum ini, adalah museum yang menarik karenanya kita dapat mengerti sejarah dari Suku Batak dan di masa depan kami harap ikut ke dalam pembahasan isu Geopark.
Turut hadir dalam acara itu, Wakil Bupati Tapanuli Utara Mauliate Simorangkir, Sekdakab Samosir T.Simbolon, tokoh adat, tokoh masyarakat dan para tamu undangan lainnya. (mctobasa/sesmontb/sandro)