Tiga Desa Adat Batak Bersatu Menopang Pariwisata


Balige, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid meresmikan Desa Adat Ragi Hotang dan revitalisasi rumah adat di Desa Meat Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sabtu (11/2/2017), termasuk peresmian Desa Adat di Desa Hutagaol Kecamatan Balige, dan Desa Adat Sihujur Kecamatan Silaen, dalam upaya pengembangan pariwisata.

Turut Hadir dalam peresmian itu di antaranya Bupati Tobasa Ir. Darwin Siagian, Wabup  Ir. Hulman Sitorus, MM dan jajaran Pemkab Tobasa, Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian serta para tokoh adat. Tampak juga Sabam Simanjuntak, Vespasianus Panjaitan, JMP Sitorus dan para tokoh lainnya seperti Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tobasa, Ultri Sonlahir Simangunsong.

Hilmar Farid mengutarakan tujuan revitalisasi desa adat untuk mengembangkan adat istiadat daerah yang berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan di daerah itu. Hilmar berharap revitalisasi rumah adat dapat menjadi pendukung dan menjadi arah perjalanan pengembangan wisata dan selanjutnya turis dapat menerima dan belajar tentang adat dan kebudayaan Indonesia.

Ia juga berharap desa yang mendapat revitalisasi tersebut lebih dulu bisa menjadi desa yang memajukan adat dan kebudayaan. Dengan adanya revitalisasi desa adat dan gerakan di beberapa wilayah serta kehadiran Badan Otorita Danau Toba yang bisa berjalan dengan baik, di samping penggalakan gotongroyong masyarakat desa, dinilai dapat meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara. Untuk itu Hilmar mengatakan siap memberikan bantuan dan atensi, dan untuk itu agar Pemkab Tobasa tetap berkoordinasi dengan pihaknya dan kementerian terkait dalam pengembangan pariwisata.

Direktur Utama Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOP-KPDT) Arie Prasetyo menyampaikan ke depan dirinya akan lebih sering berada di kawasan Danau Toba untuk membantu memfasilitasi kebutuhan pengembangan pariwisata. Tugas utama BOP-KPDT di antaranya menjadi koordinator percepatan pariwisata di Danau Toba, koordinator project manager pengembangan infrastruktur, termasuk pengembangan jalan tol Parapat dan Bandara Silangit di Taput menjadi bandara internasional serta pengembangan Bandara Sibisa di Kabupaten Tobasa.

Sementara itu, Bupati Tobasa dalam sambutannya menyampaikan di daerah tersebut memiliki sekitar 5000 rumah adat sehingga diharapkan bisa dikembangkan secara berkala oleh kementerian terkait. Darwin juga menegaskan agar Kadis Budpar Tobasa memperkenalkan kegenda-legenda Batak, salah satunya legenda asal muasal terjadinya Danau Toba. Menurutnya, legenda seperti itu yang ingin diketahui oleh wisatawan manca negara, bukan asal muasal danau dilihat dari sisi ilmiah
Darwin juga menyampaikan rasa hormatnya atas atensi Presiden Jokowi untuk Danau Toba, karena Danau Toba termasuk salah satu dari tiga daerah destinasi pariwisata yang memiliki badan otorita. Ia juga mengutarakan apresiasinya atas rencana Hilmar yang akan mendatangkan para musikus dari Spanyol yang akan berkolaborasi dengan musikus Batak. “Terima kasih Pak Dirjen, kami siap menyambut kedatangan para pemusik dari Spanyol ke kabupaten ini,” katanya.

Kapolres Tobasa, AKBP Jidin Siagian mewakili Muspida Plus mengharapkan masyarakat lebih kreatif dan berinovasi dalam upaya pengembangan pariwisata sesuai keinginan pemerintah, di samping perubahan perilaku. “Mari kita berubah dengan berperilaku ramah, senyum, sapa, salam, tidak tinggi hati dan juga menjaga keamanan daerah kita masing-masing. Kalau ada tas yang tertinggal, tetap aman dan tidak berubah tempat dan tidak hilang. Kalau kita wujudkan perilaku baik, maka wisatawan tidak akan takut datang kemari, maka ekonomi kita akan semakin meningkat”, ujar Kapolres.

Dalam kegiatan kementerian itu juga diperagakan prosesi acara adat oleh para tokoh adat  disaksikan langsung Dirjen dan rombongan dari kementerian. Para tokoh adat juga menyematkan seperangkat pakaian adat sebagai wujud penghormatan dan rasa terimakasih atas kunjungan dan perhatian pemerintah kepada Kabupaten Tobasa. Selain itu para tokoh adat menyematkan ulos Ragi Hotang secara adat Batak  diiringi Gondang Batak. Juga dipersembahkan tarian tortor oleh siswa SMA Bintang Timur Balige. Di akhir acara Dirjen dan rombongan meyempatkan diri untuk memantau pameran tenun ulos hasil karya masyarakat desa Meat dan memasuki Rumah adat batak toba. (mctobasa).