Balige, Pengolahan daur ulang sampah plastik di Balige adalah pilot proyek dana hibah Institute For Global Enviromental Strategis (IGES) Jepang yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) .
Gedung pengolahan berlokasi di Jalan Somba Debata No.7 Kelurahan Balige II,Kecamatan Balige, Toba yang diapit Badan Pusat Statistik (BPS) Toba Samosir dan Tugu Sibagotni Pohan.
Wakil Menteri LHK Alue Dohong bersama dengan Bupati Toba Darwin Siagian, Director Of IGES Kazunobu Onogawa , Dirjen Pengelola Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Rosa Vivien Ratnawati, dosen ITB Prof DR. Enry Damnahuri dan Kepala Dinas LHK Provinsi Sumatera Utara Binsar Situmorang meresmikan bank sampah Kabupaten Toba Samosir yang diadakan pada hari Sabtu (29/02/2020).
Bupati Toba Darwin Siagian dalam sambutannya menyampaikan, Pemkab Toba kini tengah menggalakkan Gerakan Kamis Bersih, kegiatan yang digagasi dan dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan rasa sadar masyarakat Toba agar serta berperan aktif dalam membersihkan lingkungannya. “gerakan Kamis Bersih sudah kita lakukan sejak dua bulan lalu dengan melibatkan anak anak sekolah dan selurung perangkat daerah. Dengan demikian kita berharap kesadaran masyarakat akan semakin tergugah untuk menjaga kebersihan” ungkap Bupati Darwin.
Wamen Alue Dohong melakukan pengguntingan pita dan rombongan mengelilingi kawasan daur ulang sampah dan meninjau proses pengolahaan sampah sampai menjadi bahan bakar solar.
Dalam sambutannya Wamen LHK menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Toba yang sudah menyediakan lahan untuk didirikan bangunan pengolahan sampah. Juga kepada direktur IGEA agar melanjutkan kerja sama yang sudah dijalin dan diharapkan teknologi ini dapat diterapkan di kota lain selain Toba Samosir.
” Dengan adanya bank sampah ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran Danau Toba. Kiranya masyarakat semakin sadar akan bahaya sampah plastik. Saya menghimbau seluruh masyarakat agar mengumpulkan sampah dan mau mengantarkan sampahnya ke bank sampah untuk diolah. Dan juga kita harus sadar bahwa kita akui ada tehnologi, ada sampah yang bisa diolah oleh lingkungan itu tidak semata mata menjadi alasan kita untuk membuang sampah sembarangan, membiarkan sampah berserakan, jangan juga ada alasan bahwa pemerintah punya petugas kebersihan untuk mengambil sampah kita, jangan ada pendapat ada badan yang mengurus itu, tidak boleh berfikir seperti itu, mungkin perlahan lahan edukasi penyadaran bagaimana tentang mengelola memilah dan mengurangi sampah harus kita mulai canangkan baik melalui jalur jalur formal seperti pendidikan sekolah sekolah maupun jalur media lainnya” kata Alue Dohong.
Direktur IGES (Institute for Global Environmental Strategies) Onogawa merasa terharu atas dibangunnya bank sampah ini. Dia menyampaikan bahwa langkah terbaik untuk menangani sampah adalah tidak menciptakan sampah itu sendiri, artinya kunci keberhasilan dari penanganan sampah itu adalah manusia harus disadarkan, budaya kita yang membuang sampah sembarangan atau dikenal dengan Nyampah harus mulai kita rubah, dia sangat merindukan alam yang alami bebas sampah. Dia berharap kedepannya teknologi ini semakin baik penggunaanya untuk menjaga kelestarian alam.